Brasil dan Argentina Kerja Sama Buat Vaksin COVID-19 mRNA di Amerika Latin

Rabu, 22/09/2021 08:16 WIB

Brasilia, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) telah memilih dua pusat biomedis di Argentina dan Brasil sebagai pusat regional untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin berbasis mRNA untuk memerangi COVID-19 di Amerika Latin.

Idenya adalah untuk memanfaatkan kapasitas manufaktur yang ada untuk membantu mentransfer teknologi vaksin yang dikembangkan oleh Moderna di Amerika Serikat ke wilayah yang paling parah terkena virus corona dan masih belum memiliki akses ke vaksin yang cukup.

"Institut Teknologi Bio-Manguinhos tentang Imunobiologi di Fiocruz, laboratorium biomedis utama Brasil, dipilih karena sejarah pembuatan vaksinnya, dan telah membuat kemajuan yang menjanjikan dalam mengembangkan teknologi vaksin mRNA," kata PAHO, dikutip dari Reuters, Rabu (22/9).

Sinergium Biotech, sebuah perusahaan biofarmasi sektor swasta, dipilih sebagai pusat di Argentina dan akan bermitra dengan lab farmasi mAbxience dari kelompok yang sama untuk mengembangkan dan memproduksi bahan vaksin aktif.

Cabang Amerika dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pembuatan vaksin harus menguntungkan seluruh wilayah, dengan distribusi didanai oleh Dana Bergulir PAHO.

Upaya serupa di Afrika untuk mengembangkan produksi vaksin COVID-19 yang mereplikasi suntikan Moderna telah diperlambat oleh pembicaraan dengan perusahaan AS, seorang pejabat WHO mengatakan kepada Reuters pekan lalu.

Moderna mengatakan pada Oktober bahwa pihaknya tidak akan memberlakukan paten terkait dengan suntikannya selama pandemi, meningkatkan harapan bahwa perusahaan lain mungkin dapat menyalin vaksinnya dan membantu meningkatkan produksi global.

Namun, dalam praktiknya, sulit untuk mereplikasi vaksin tanpa informasi tentang cara pembuatannya, dan pusat transfer teknologi yang didukung WHO di Afrika Selatan sejauh ini belum mencapai kesepakatan dengan perusahaan tersebut.

Wilayah Amerika telah menanggung beban infeksi COVID-19 hingga saat ini, dengan 87,6 juta kasus tercatat dan lebih dari 2,16 juta nyawa hilang. Namun distribusi vaksin terus tidak merata, kata PAHO, dengan beberapa negara di kawasan itu yang mencapai target vaksin 40 persen akhir tahun yang ditetapkan oleh WHO.

TERKINI
Luhut Tegaskan Tanpa Nikel RI Pasar Mobil Listrik Amerika Terpuruk KPK: Kuasa Hukum Gus Muhdlor Kirim Surat Penundaan Pemeriksaan DPR Dukung Rencana Jokowi Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online KPK Sebut Nilai Gratifikasi Eks Bupati Probolinggo Rp149 miliar