Pengungsi Afghanistan di Australia Alami Trauma

Jum'at, 10/09/2021 16:35 WIB

Sydney, Jurnas.com - Perasaan trauma menghantui ribuan warga Afghanistan yang melarikan diri ke Australia. Negeri Kangguru itu total mengevakuasi 4.100 warga Afghanistan, pasca Taliban mengambil alih tampuk kekuasaan.

Pengungsi gelombang pertama yang tiba di Australia, kini mulai menjalani kehidupan normal usai menjalani program karantina wajib.

Assadullah Khurrami, seorang pemimpin tim di Program Penyelesaian Kemanusiaan Palang Merah, mengatakan pelariannya banyak yang membawa bekas luka yang dalam.

"Kami telah melihat beberapa anak yang datang dengan trauma berat," kata Khurrami dikutip dari Reuters pada Jumat (10/9).

"Para pengungsi sangat berterima kasih, tetapi pada saat yang sama ada banyak keputusasaan, banyak kesedihan dalam keluarga-keluarga ini, pada individu-individu ini, karena mereka masih memiliki orang-orang terkasih dan anggota keluarga yang tersisa di Afghanistan," sambung dia.

Khurrami yang melarikan diri dari Afghanistan pada 2010, setelah bekerja sebagai penerjemah untuk PBB dan pasukan sekutu di Afghanistan, dan datang ke Australia sebagai pengungsi, mengatakan komunitas Australia Barat telah menawarkan bantuan.

"Ada banyak orang di sini yang menawarkan untuk menyediakan akomodasi, menyediakan barang-barang material, memberikan dukungan psikososial, menyediakan makanan selamat datang," ungkap Khurrami.

Australia adalah bagian dari pasukan internasional pimpinan NATO yang melatih pasukan keamanan Afghanistan, dan memerangi Taliban selama 20 tahun setelah pasukan Barat mengusir mereka dari kekuasaan pada 2001.

TERKINI
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan