Mengatur Pola Tanam Kunci Hadapi Gejolak Harga Cabai

Rabu, 08/09/2021 19:52 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Angka produksi cabai nasional dalam lima tahun terakhir terutama produksi cabai rawit dan cabai besar selalu naik sekitar tiga sampai tujuh persen per tahun. Namun, dikarenakan pelbagai faktor komoditas ini diakui memang harganya kerap naik turun.

Menyikapi fluktuasinya harga cabai, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian mengadakan virtual literacy untuk berbagi pengalaman serta pembelajaran terkait pengaturan pola tanam.

Hal ini sangat penting mengingat Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menekankan bahwa produksi pertanian harus tetap stabil. Begitu juga proses edukasi kepada para petani tidak boleh terhambat hanya karena pandemi Covid-19 yang belum juga usai.

"Dalam kondisi pandemi saat ini serta adanya perubahan iklim global, para pelaku usaha cabai pasti sudah mengetahui bagaimana dinamika perubahan yang sangat dinamis," ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam pesan singkatnya di Jakarta, Senin (6/9).

"Oleh karena itu, kami berharap para pelaku usaha tetap dalam semangat karena cabai masih dalam komoditas strategis," sambungnya.

Sementara itu, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha menyampaikan, pihaknya setiap bulan selalu menyusun prediksi dan produksi komoditas.

"Selain itu, beberapa pakar yang terkait juga sering mengingatkan antisipasi perlunya mempersiapkan diri menghadapi gejolak harga yang drastis. Salah satu caranya adalah memfokuskan diri pada pola tanam," ujarnya.

Salah satu champion cabai asal Kabupaten Bandung, Juhara menyampaikan beberapa poin penting yang perlu diperhatikan antara lain pola tanam dan pengaturan produksi. Selain itu, kontur tanah juga perlu diperhatikan.

"Penanaman pada dataran tinggi dan dataran rendah juga memiliki pola tersendiri untuk masing-masing komoditas. Termasuk juga pengalaman jitu para petani untuk memprediksi kondisi ke depan pada produksi pola tanam," terang Juhara.

Juhara menambahkan, pola tanam monokultur akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan skala yang jauh lebih luas, di mana harus mengikuti alur fluktuasi situasi dan kondisi yang tidak mengikuti pola tanam lainnya. Atur pola tanam sesuai dengan kebutuhan produksi agar tetap kontinu," lanjutnya.

Juhara terus menekankan pergiliran dan diversifikasi tanam sangat mempengaruhi pola tanam. Dirinya menyebut, di antara keduanya tersebut tidak terlalu berpengaruh sejauh poin penting dan strategi pola taman diakses dengan cara yang tepat.

"Adapun kiat-kiat untuk menghadapi kendala pada pola tanam yaitu jangan pernah berhenti untuk belajar karena kita harus berevolusi tentang ilmu pertanian. Jika kita siap secara pengetahuan, kita bisa siap dalam menghadapi situasi apapun," ucap Juhara.

Manajemen pola tanam menurutnya bukan hanya memerlukan waktu tapi harus mengikuti alur cuaca dan alur harga komoditas tertentu.

Jika sudah menetapkan pola tanam namun ekonomi petani tidak meningkat, berarti ada yang salah dan harus mengubah pola strateginya. Sebaliknya, jika pola tanamnya sudah mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani maka harus dipertahankan.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2