Jum'at, 26/04/2024 02:41 WIB
TAG : Negarawan
  • Pakar: Jangan Jadikan BIN Sebagai Recyle-BIN

    Selasa, 06/09/2016 11:44 WIB

    BIN adalah lembaga tinggi negara yang harus dikepalai oleh sosok negarawan. Bukan sekedar memenuhi hasrat jabatan politik dan tawar-menawar posisi

  • Tanggapi SBY, Nasdem: Pernyataan Aneh

    Rabu, 02/11/2016 17:30 WIB

    Irma menilai pernyataan SBY tersebut tidak menunjukkan sikap seorang negarawan yang menurut dia bertendensi profokasi.

  • Politikus PDIP: Indonesia Krisis Kenegarawanan

    Kamis, 10/11/2016 17:06 WIB

    Indonesia saat ini sedang mengalami krisis kenegarawanan.

  • Reshuffle III

    Beda Prabowo, Lain Pula Gerindra

    Rabu, 04/01/2017 16:02 WIB

    "Sebagai tokoh senior, pemimpin bangsa, negarawan, Pak Prabowo bisa membedakan kedekatan pribadi dengan Jokowi dengan urusan partai dan negara," ujar Sodik.

  • Oesman Sapta : Anggota MPR Dilantik Harus Memiliki Politik Kebangsaan

    Minggu, 01/01/2017 16:09 WIB

    Oesman Sapta : Anggota MPR Dilantik Harus Memiliki Politik Kebangsaan

    Jakarta - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang melantik dua anggota MPR RI Pengganti Antar Waktu yakni,Drs.Erwin TPL Tobing dan Jimmy Demianus IJIE dari Fraksi PDI-P mewakili Kalimantan Barat dan Papua Barat pada 26 Juli, di Ruang Delegasi, Plaza Nusantara, Gedung MPR,DPR dan DPD,Jakarta Selatan.

    Erwin Tobing menggantikan dr Karolin Margret Natasa yang mengundurkan diri dari keanggotaan DPR RI fraksi PDI-P dan terpilih menjadi Bupati Landak, Kalimantan Barat. Sementara, Jimmy Demianus IJIE, anggota MPR sisa masa jabatan tahun 2014 - 2019 mewakili PDI-P dari daerah pemilihan Papua Barat. Pelantikan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan peraturan MPR RI agar para anggota dilantik mengucapkan sumpah dan janji sebagai anggota MPR pengganti antar waktu.

    Oesman Sapta mengatakan, Erwin yang merupakan mantan petinggi Polri dan Jimmy merupakan anggota aktivis yang kaya akan kreativitas dan wawasan akan melaksanakan tugas kenegarawanan, dimana di lembaga MPR tempat berkumpul mereka yang mewakili kepentingan MPR, DPR, dan DPD. "Dari sisi konstitusional dan moral, setiap anggota MPR dalam berpolitik harus berpolitik kebangsaan," kata Oso, panggilan akrab Osman Sapta.

    Oso menyebutkan, kita boleh berbeda dari asal daerah atau berbeda dari asal fraksi, tapi ketika lembaga pemusyawaratan ini tujuan kita hanya satu yakni, Indonesia kita cita-citakan. " Indonesia yang memberikan jaminan setiap umat beragama dapat melaksanakan ibadahnya. Indonesia yang dicita-citakan memberi rasa keadilan bagi setiap warganegara dan Indonesia yang dicita-citakan tidak menciptakan kesenjangan dalam program pembangunan di seluruh wilayah Indonesia," paparnya.

    Dikatakan Oso, selama ini dipahami bahwa pembangunan hanya berpusat di Pulau Jawa saja, telah menimbulkan kesenjangan dan sebagian masyarakat terusik rasa nasionalismenya. Namun patut kita bersyukur pada pemerintah saat ini bahwa praktek pembangunan yang tersentral di Pulau Jawa sudah tidak terjadi lagi.

    "Seperti pembangunan wilayah perbatasan di Kalimantan dan pembangunan pabrik-pabrik di Papua, serta perbedaan harga minyak yang Rp 80 ribu di Papua, menjadi sama harganya dengan di Jakarta hanya Rp 8000."

    Menurut Oso, tugas politik kebangsaan kita dalam menghilangkan kesenjangan sudah tidak seberat dulu lagi, tapi kesenjangan rasa kebangsaan di sebagian masyarakat kita masih jadi beban berat bagi. Ada sebagian masyarakat kita yang lengah, yang menurun dan bahkan menghilang rasa nasionalisme. Hal inilah yang bisa mengancam NKRI."Indonesia tidak mungkin makmur bila tidak ada kemakmuran di daerah-daerah," kata Oso.

    Ia mengajak anggota MPR yang baru dilantik, setelah aktif di masyarakat untuk meningkatkan rasa nasionalisme, selain juga yang utama melakukan sosialisasi 4 pilar dan menggunakan momentum apapun untuk memperkuat persatuan di Indonesia. "Mari jadikan lembaga MPR agar menjaga ideologi dan konstitusi serta mengawal cita-cita bangsa," ujarnya mengakhiri.

  • Hidayat Nur Wahid: Kebersamaan dan Kenegarawanan Perlu Dihadirkan Kembali

    Kamis, 02/11/2017 17:44 WIB

    Kebersamaan dan kenegarawanan kaum muda terpelajar, lanjut Hidayat, juga tercermin dalam sidang dan rapat BPUPKI, Panitia Sembilan, dan PPKI ketika membahas dasar negara.

  • Mahyudin Sayangkan Ulah Para Pejabat Negara

    Selasa, 22/05/2018 08:30 WIB

    Mereka sebagai pejabat negara dan melayani publik seharusnya menjadi negarawan

  • Pengangkatan Komjen Iriawan Berpotensi Menimbulkan Ketidakadilan

    Senin, 18/06/2018 17:55 WIB

    Mardani meminta Kemendagri memilih seorang negarawan menjadi PJ Gubernur Jabar. Sebab, hal tersebut memperkecil ruang ketidakadilan dalam proses Pilkada Jabar.

  • Mahyudin: Kurangnya Keteladanan Sebagian Tokoh dan Pemimpin

    Selasa, 18/09/2018 15:40 WIB

    Mahyudin menyarankan kepada para pejabat publik untuk menanggalkan jabatannya jika ingin kaya. Sebab, seorang pejabat publik harus berpikir sebagai negarawan. Tugas pejabat publik adalah mengurus negara dan rakyat.

  • TKN Sebut Jokowi Tampilkan Visi yang Membumi Saat Debat ke-4

    Sabtu, 30/03/2019 21:33 WIB

    Dilan yang artinya Digital Melayani. Jokowi menampilkan istilah itu sebagai kredo kemajuan tata pemerintahan yang akan dilakukan.