https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Platform Bantu Kerja Solusi Keren Untuk Dunia Magang

Syafira | Rabu, 14/04/2021 15:06 WIB

Terobosan terbaru dan menarik untuk dunia kerja dan magang hadir dalam bentukplatform ini. Platform Bantu Kerja yang menarik untuk dicoba. (Foto ; PMJ/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Terobosan terbaik untuk dunia kerja dan magang hadir dalam bentuk sebuah virtual hub yang secara langsung mempertemukan calon pemagang dengan pemberi magang (Perusahaan). Di platform Bantu Kerja ini terdapat fitur-fitur berbentuk modul pembekalan bagi calon pemagang.

Sisipkan konten multimedia berisi tips dan trik sukses magang langsung dari pemberi magang sekaligus kisi-kisi proyek magang yang bisa di-bid pemagang. Berikan pula sentuhan gamifikasi bagi tiap proyek magang yang tengah berjalan demi memicu rasa penasaran bagi calon pemagang untuk menuntaskan tiap tugas.

Rasanya, semua hal itu bisa membuat virtual hub tersebut menjadi platform yang unik, tepat guna dan lebih tepat sasaran. Jika hal-hal tersebut dipenuhi, bisa membawa virtual hub itu menjadi solusi masalah yang selama ini terjadi terkait calon pemagang dan pemberi magang.

Baca juga :
Kemenkeu Tunjuk Sejumlah Platform Jadi Pemungut Pajak

Virtual hub semacam itu dihadirkan PT Matata Edu Inovasi. Dinamai Bantu Kerja, virtual hub berbasis web ini merupakan akumulasi keresahan penggagasnya, Enrico Pitono dan Tari Sandjojo.

Baca juga :
Marak Platform di Era Nadiem, Data Guru dan Siswa Dijamin Aman

“Selama enam belas tahun bekerja di bidang perbankan di Indonesia, ada satu hal yang selalu mengganggu pikiran saya terkait dengan kualitas pekerja magang yang datang dan pergi di tempat saya bekerja. Mereka rata-rata tidak diperlengkapi dengan kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan mereka sehari-hari,” bkata Enrico, founder Matatacorp, holding company PT Matata Edu Inovas, saat virtual zoom Rabu (14/4/2021).

Ditambahkan Enrico Pitono, kualitas pekerja magang yang datang dan pergi di tempatnya bekerja rata-rata tidak dilengkapi kemampuan dasar yang dibutuhkan.Skills mendasar itu seperti interaksi, berkomunikasi, sekaligus kemampuan menempatkan diri di tengah dunia kerja yang berbeda dengan sekolah dan kuliah.

Baca juga :
BURT DPR Dukung Upaya Peningkatan Efektivitas Pemberitaan Parlemen

Hal itu diamini Tari Sandjojo, psikolog dan pendidik yang saat ini memimpin tim Matata Edu Inovasi. Sebagai learning designer, Tari Sandjojo menyebutkan, gap itu ada sebagai akibat ketidakluwesan kurikulum merespon kebutuhan industri penyerap tenaga kerja.

"Sebagai pendidik, selama ini para ssiswa lebih senang dan terpacu belajar jika diterjunkan langsung dalam situasi sebenarnya," kata Tari Sandjojo.

Dari pemikiran itu platform yang kemudian dinamakan Bantu Kerja dirancang, tepatnya mulai 2016. “Idenya menjembatani kebutuhan industri dengan ekspektasi pemagang. Karena di situlah banyak terjadi gap," kata Tari Sandjojo.

Jembatan yang dimaksud Tari Sandjojo tidak hanya mempertemukan dan membiarkan kedua belah pihak itu berinteraksi sendiri. Platform Bantu Kerja berlaku sebagai fasilitator komunikasi antarkedua pihak mengenai berbagai proyek magang yang ditawarkan didalamnya.

Di platform Bantu Kerja ini, setiap mitra industri yang membutuhkan tenaga magang bisa memposting proyek magang mereka. Proyek magang itu kemudian di-bid calon pemagang. Sebagai empunya proyek, pemberi magang bisa memberi pembekalan berupa kisi-kisi serta tips dan trik tentang proyek tersebut.

Sejak proses bidding dan selama proyek berjalan, pemberi proyek bisa mulai menilai dan memilah pemagang mana saja sesuai kriteria mereka. Jika kemudian hasil akhirnya sesuai standar yang sudah ditetapkan, besar kemungkinan si pemagang terpilih untuk dipakai lagi jika ada proyek baru.

Dilakukan sepenuhnya secara online, hal itu merupakan solusi bagi kegelisahan industri dalam soal magang ini.

“Salah satu kebingungan yang selama ini saya lihat beredar di sisi industri mengenai permasalahan pegawai magang adalah perihal kapasitas ruang dan logistik lain yang bisa mereka sediakan. Di satu sisi mereka butuh pemagang, tapi di sisi lain mereka tak sanggup jika harus mengakomodir sekian banyak orang di satu waktu tertentu secara fisik,” tandas Rico.

“Kami membuat modul-modul tersebut berdasarkan tabulasi problem yang kerap ditemui dalam interaksi antara pemberi dan penerima magang. Lalu kami sesuaikan dengan kurikulum bersama guru-guru dari beberapa sekolah,” sambung Tari.

(Syafira)
KEYWORD :

Bantu Kerja Dunia Magang Platform