Johnson Bakal Bujuk Biden Perpanjang Batas Waktu di Afghanistan

Senin, 23/08/2021 15:51 WIB

London, Jurnas.com - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson bakal meminta Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memperpanjang batas waktu evakuasi dari Afghanistan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 secara virtual pada Selasa (24/8).

James Heappey, menteri angkatan bersenjata, dan James Cleverly, seorang menteri kantor luar negeri, mengatakan Inggris mendorong AS agar batas waktu melewati 31 Agustus untuk meningkatkan jumlah orang yang dapat dibantu yang ingin melarikan diri dari Taliban.

Heappey mengatakan kepada Sky News, sekitar 4.000 orang yang memenuhi syarat untuk datang ke Inggris masih berada di Afghanistan dan pemerintah ingin mengevakuasi ribuan orang lagi jika bisa.

"Hal yang saya pikir kita semua telah pelajari selama seminggu terakhir ini adalah bahwa garis waktu yang kita rencanakan tidak selalu sepenuhnya berada dalam kendali kita sendiri," kata Cleverly kepada BBC pada Minggu malam.

"Sekarang jelas semakin banyak waktu yang kita punya, semakin banyak orang yang bisa kita evakuasi dan itulah yang kita dorong," sambungnya.

Cleverly mengatakan, Taliban tampaknya bekerja sama tetapi Inggris tidak dapat mengandalkan dukungan itu yang berlangsung tanpa batas waktu.

"Jadi kami memprioritaskan mengeluarkan sebanyak mungkin orang secepat mungkin. Jika kami dapat membeli lebih banyak waktu, itu bagus, tetapi saya pikir kami tidak boleh mengandalkan fakta bahwa kami akan mendapatkan lebih banyak waktu untuk melakukan ini," kata Cleverly.

Johnson akan menjadi tuan rumah pertemuan virtual para pemimpin dari kelompok ekonomi maju G7 pada Selasa. Pemerintah Inggris berencana untuk mendorong para pemimpin dunia untuk mempertimbangkan sanksi baru terhadap Taliban.

TERKINI
Harapan Gencatan Senjata Menipis, Biden Bertemu Raja Yordania Rusia akan Praktikkan Skenario Senjata Nuklir Taktis dalam Latihan Militernya Militer Israel Serukan Palestina untuk Mengevakuasi Warga Sipil Rafah Israel Menggerebek Kantor Al Jazeera setelah Perintah Penutupan Stasiun TV Lokalnya