Prabowo Sudah Dalam Pemerintah Jokowi, Yusril: Kenapa Saya Masih Dimusuhi?

Sabtu, 14/08/2021 10:53 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengaku tidak habis pikir, kenapa hingga saat ini masih ada yang memusuhinya akibat sikap politik yang berseberangan saat Pilpres 2019.

"Kenapa sampai sekarang saya masih dimusuhi. Wong Prabowo sudah merapat ke Jokowi di pemerintah. Kenapa saya masih dimusuhi, Sandiaga sudah bersama pemerintah. Kenapa saya masih dimusuhi?" kata Yusril dalam dialog kebangsaan Pemuda Dewan Da`wah dengan tema Wajah Kepemimpinan Nasional di Masa Depan Bangsa, secara webinar, Sabtu (14/8/2021).

Yusril menilai, politik sebenarnya hanyalah soal taktik dan strategi di lapangan. Tidak ada soal akidah dan keyakinan keimanan.

"Buktinya kan sekarang, Prabowo Sandi sudah jadi anak buak Jokowi di kabinet. Tidak ada soal akidah, keimanan. Murni strategi politik," tegasnya.

Oleh sebab itu, Yusril meminta semua pihak sebaiknya bersatu karena pilpres sudah selesai. "Kalau tidak ada yang fiundamental lebih baik kita bersatu," ungkap Yusril.

Dalam strategi politik, lanjut yusril, terkadang harus masuk pada posisi siapa memanfaatkan siapa. Ada bermacam-macam kelompok dan semuanya bermain murni persoalan strategi politik. Tak ada soal akidah dan keimanan.

Bagi Yusuril, orang berpolitik tentu berbeda dengan ulama dalam perannya. Walau terkadang orang mencampur adukkan itu, sama halnya orang bertanya apakah Umar bin Khattab ulama atau politisi.

"Maka saya juga sering dikritik. Dibilang tidak taat sama ulama. Tapi kan politik ini urusan taktik strategi di lapangan. Pilpres sudah selesai, maka perlu kita renungkan bersama, bahwa kalau tak ada hal fundamental lebih baik kita bersatu," tegas Yusril.

Ketika ditanya pendapatnya soal kepemimpinan nasional dibawah Presiden Joko Widodo saat ini. Yusril menilai sebenarnya kapasitas kemampuan masih jauh dari kapasitas presiden yang diharapkan.

"Tapi bagaimana pun dia (Jokowi) terpilih jadi presdiden. Walaupun ada 1.000 orang dibilang lebih pintar, tapi yang terpilih jadi presiden (Jokowi). Dia punya power dan legitimasi," tandas Yusril.

Mantan Menteri Hukum dan HAM ini pun mengatakan, secara de facto Pemerintah akan sangat dipengaruhi orang disekitar. Pertanyaan siapa orang-orang disekitar pemerintah.

Pilihannya, lanjut Yusril, orang Islam merapat atau menjauh. Yang merapat harus punya kapasitas, karena kalau tidak punya kapasitas maka akan percuma juga.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih