Banyak Tenaga Kesehatan Mengundurkan Diri, Penanganan Covid Semakin Sulit

Jum'at, 16/07/2021 21:26 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan mempertanyakan komitmen dan perhatian Pemerintah terhadap tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya. Pasalnya, sejumlah tenaga kesehatan mengundurkan diri dari pekerjaan dalam menangani pasien Covid-19.

Informasi pengunduran diri tersebut disampaikan oleh Ketua Dokter Indonesia Bersatu, Eva Sri Diana Chaniago yang dilansir dari Kompas.com pada Kamis (15/7/2021). Menurut dr. Eva, banyak tenaga kesehatan mundur karena insentif penanganan Pandemi Covid-19 tidak kunjung cair pada beberapa daerah di Indonesia.Menurut dr. Eva, banyak tenaga kesehatan mundur karena insentif penanganan Pandemi Covid-19 tidak kunjung cair pada beberapa daerah di Indonesia.

Syarief Hasan menegaskan, Pemerintah harusnya memberikan perhatian terhadap tenaga medis dan kesehatan lainnya yang memiliki beban kerja yang sangat  berat dan penuh resiko tinggi.

"Para tenaga medis kesehatan bahkan bekerja mempertaruhkan jiwa mereka untuk menangani Covid-19. Pemerintah harus memberikan perhatian penuh.", ungkap Syarief Hasan.

Syarief Hasan juga menyebutkan, gaji tenaga kesehatan tergolong kecil dibandingkan beban kerjanya. "Mereka bekerja keras. Bahkan, beberapa relawan tenaga kesehatan mendapatkan gaji yang sangat kecil. Harusnya, insentif yang dijanjikan Pemerintah segera disalurkan secara cepat dan merata.", ungkap Syarief Hasan.

Syarief Hasan menyebut, Pemerintah yang telah menjanjikan insentif Rp.5 juta sampai Rp.15 juta per-bulan harus segera membayarkan kepada para tenaga kesehatan.

Mereka sudah dijanji dan beban mereka berat. Insentif november yang lalu baru cair bulan ini di beberapa wilayah. Sementara Pemerintah dalam laporan APBN 2020 anggaran kesehatan sudah tersedia dari hasil Hutang SBN.

Dimana kesalahan birokrasinya? Seharusnya penyaluran anggaran kebutuhan Tenaga kesehatan mendapat prioritas Utama. Ternyata Pemerintah memang tidak siap menangani pandemi Covid 19.

Syarief Hasan khawatir, jika banyak tenaga kesehatan yang mengundurkan diri maka penanganan pasien Covid-19 dapat dipastikan semakin sulit dan 100.000 per hari korban tertular akan menjadi nyata.

Kini sudah mencapai 57.756 per hari tertular dan ini membutuhkan tenaga kesehatan, belum lagi korban yang sedang dirawat dan sebagainya. Secara keseluruhan penanganan pandemi Covid 19 memang tidak terkendali (istilah pemerintah).

Korban Covid 19 tertular tertinggi dunia per hari tersebut menjadi berita di beberapa media asing setiap hari dan ini juga menunjukkan ketidaksiapan Pemerintah dalam menangi Covid 19.

Kini WHO sudah mengingatkan bahwa gelombang ketiga akan datang. Bagaimana kesiapan Pemerintah dari semua sektor? Kalau tidak ada perbaikan yang komprehensif, rakyat dan bangsa kita  akan semakin terpuruk.

"Pemerintah harus dan tidak perlu malu atau sensitive  menerima masukan  dari semua pihak, kita harus bersatu menghadapi pandemi Covid 19 agar kita bisa bangkit menata ekonomi kita lebih baik kedepan." ungkap Syarief Hasan.

TERKINI
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu KPU Siap Hadapi 297 Perkara PHPU Pileg 2024 Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba