Massa Oposisi Desak Presiden Baru Iran Diselidiki

Sabtu, 10/07/2021 23:21 WIB

Berlin, Jurnas.com - Massa oposisi Iran yang berada di pengasingan di Berlin, Jerman menuntut penyelidikan terhadap Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang dituding melakukan kejahatan kemanusiaan.

Dengan mengibarkan bendera, demonstran berunjuk rasa di Gerbang Brandenburg Berlin dan sejumlah lokasi lainnya sebagai bagian dari KTT Dunia Bebas Iran, yang menampilkan pidato mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa.

Dikutip dari Reuters pada Sabtu (10/7), dalam pidatonya Maryam Rajavi, presiden terpilih dari Dewan Nasional Perlawanan Iran, menuduh Raisi sebagai "antek" yang bertanggung jawab atas pembantaian 30.000 tahanan politik pada tahun 1988.

Amnesty International dan Human Rights Watch mengatakan pemilihan Raisi merupakan pukulan bagi hak asasi manusia, dan menyerukan dia untuk diselidiki atas perannya dalam apa yang mereka dan Washington sebut sebagai eksekusi di luar hukum terhadap ribuan tahanan politik.

Iran tidak pernah mengakui eksekusi massal dan Raisi tidak pernah secara terbuka membahas tuduhan tentang perannya. Beberapa ulama mengatakan pengadilan itu adil, memuji "penghapusan" oposisi bersenjata di tahun-tahun awal revolusi Islam 1979.

Dalam pidato online, Pompeo menggambarkan pemilihan presiden Iran sebagai "pada kenyataannya, boikot dan rezim mengetahuinya". "Ini adalah pertunjukan yang terbuka untuk dilihat seluruh dunia," kata Pompeo.

Pompeo mengecam Raisi sebagai pemimpin yang dipilih langsung oleh pemimpin tertinggi Iran, pemimpin Ayatollah Ali Khamenei, untuk "menimbulkan rasa sakit, menakut-nakuti, terus menjarah, dan menjarah" atas nama teokrasi.

TERKINI
`Sleeping Beauties: Reawakening Fashion` Jadi Tema Met Gala 2024, Apa Maknanya? Madonna Pecahkan Rekor Gelar Pesta Dansa yang Dihadiri 1,6 Juta Penggemar Sederet Selebriti Gelar Afterparty Met Gala 2024, Usher hingga Beyonce! Kini Bertubuh Langsing, Kelly Osbourne Bantah Pakai Ozempic