Arifin Tasrif : Hilirisasi Upaya Meningkatkan Nilai Tambah Mineral dan Batubara

Rabu, 23/06/2021 19:15 WIB

Jakarta, Jurnas.Com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif memastikan langkah hilirisasi, sebagai upaya meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara berjalan sesuai rencana.

Hal ini disampaikan Arifin, saat membuka acara 1st International Seminar On Mineral and Coal Technology (ISMCT) 2021, bertajuk `Suistanable Development on Mining, Processing, and Environment`, pada Rabu (23/6).

"Pemerintah memastikan peningkatan nilai tambah sehingga mineral dan batubara tidak hanya menjadi komoditas penerimaan negara saja, tetapi juga sebagai suplai dalam mengembangkan industri dalam negeri," kata Arifin.

Arifin menegaskan, mineral dan batubara masih memegang peran penting dalam menggerakkan perekonomian nasional.

"Harapan saya komoditas ini bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai sumber energi dan bahan baku industri, sehingga bisa menjadi modal pembangunan nasional," jelasnya.

Salah satu prioritas hilirisasi mineral yang sedang dibagikan adalah tanah jarang (rare earth) dan nikel. Nantinya, pengembangan nikel akan diselaraskan dengan rencana pemerintah yang mendorong penggunaan listrik dan ditargetkan menjadi negara pemasok baterai Electric Vehicle (EV) pada tahun 2025.

"Pembentukan Indonesian Battery Corporation merupakan entitas rantai pasok produksi baterai dari hulu ke hilir atau produk akhir baterai dan kegiatan sirkular ekonomi di sektor pertambangan," ungkap Arifin.

Sementara untuk pemanfaatan tanah jarang dapat menyokong komponen turbin angin, kendaraan listrik, dan lampu neon hemat energi.

"Pemerintah telah menargetkan pembangunan 53 smelter pada 2024. Saat ini telah 19 smelter dan sebagian besar digunakan untuk pengolahan nikel (13 fasilitas), disusul bauksit dan tembaga," Arifin menambahkan.

Arifin juga menegaskan di sektor batubara, hilirisasi juga menjadi perhatian utama bagi pemerintah, melalui Dimethyl Ether (DME), methanol, pupuk dan syngas.

Apalagi Indonesia dikaruniai potensi sumber daya dan cadangan batubara masing-masing sekitar 149 miliar ton dan 38 miliar ton. Target hilirisasi batubara sendiri sebesar 27 juta ton pada 2030.

"Ini harus segera dikembangkan agar batubara dapat digunakan sebagai bahan baku industri atau sumber energi yang lebih ramah lingkungan," tegas Arifin.

Arifin mengungkapkan, beberapa perusahaan telah menjalankan proyek gasifikasi batubara untuk mewujudkan dimethyl ether (DME) dalam rangka mengurangi impor Liquified Petroleum Gas (LPG).

"Ini langkah yang tepat untuk mengimplementasikan kebijakan di bidang energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi," jelasnya.

Seminar kali ini merupakan seminar teknologi mineral dan batubara pertama, yang diluncurkan secara internasional diselenggarakan oleh Badan Layanan Umum Teknologi dan Batubara (tekMIRA) Badan Litbang ESDM.

"Sungguh suatu kehormatan bagi kami di Kementerian ESDM untuk menyelenggarakan seminar internasional ini meskipun diadakan secara virtual karena wabah," ujar Arifin.

Penyelenggaraan 1st International Seminar on Mineral and Coal Technology (the 1st ISMCT) 2021 berjalan selama dua hari, yaitu tanggal 23-24 Juni 2021.

Seminar kali ini menjukkan besarnya animo masyarakat untuk berpartisipasi. Tercatat, sebanyak 102 makalah ilmiah telah masuk ke Sekretariat ISMCT 2021 dan hampir 200 orang telah mendaftar acara tersebut.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya