Senin, 07/06/2021 16:34 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Pro Mega Center mendorong Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali maju di Pilpres 2024 berduet dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Lantas bagaimana sikap Partai Gerindra terkait usulan duet Mega - Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tersebut?
Sahroni Apresiasi Polda Metro Ungkap Mayat dalam Koper: Hukum Maksimal Pelaku
DPR Dukung Rencana Jokowi Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online
Anggota DPR Minta KKP Ciptakan Teknologi Budidaya Ikan
"Saya pikir semua opsi masih bisa terbuka, usulan dari masyarakat kita tampung, kita pikirkan," kata Waketum Partai Gerindra Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/6).
Saat ini, masih kata Habiburokhman, terus berupaya agar Prabowo Subianto menjadi calon presiden. Namun, partai tetap menyerahkan sepenuhnya kepada sang Ketua Umum, Prabowo Subianto.
"Iya tetap bagaimanapun kalau kami sudah melakukan bertekad meminta Pak Prabowo maju kan yang mau maju beliau," ujar anggota Komisi III DPR RI ini.
"Beliau harus menyatakan kesediaannya nanti, baru kita benar-benar resmi mencalonkan beliau," imbuh Habiburokhman.
Soal Prabowo bersama Megawati meresmikan patung Bung Karno, Habiburokhman menangkap sinyal positif. Jika kebersamaan Prabowo dan Megawati dikaitkan dengan 2024, dia menjawab diplomatis.
"Saya pikir memang ada sinyal-sinyal positif waktu kemarin dua tokoh bangsa ini bertemu, sinyal positif itu adalah bagaimana kedua tokoh berikut partai politiknya bekerja sama bersinergi menyelesaikan persoalan kebangsaan apalagi kita tahu sekarang bangsa kita sedang diuji dengan COVID-19 berikut dampak ekonominya, ada dua kekuatan politik yang besar Pak Prabowo di belakangnya Gerindra, Bu Mega di belakangnya PDIP bersatu, akrab itu positif sekali," ucap Habiburokhman.
"Kalau dikaitkan 2024 saya pikir kita biarkanlah air mengalir, kita bahasa Jawa-nya ngglinding saja, yang jelas kita dengan PDIP nggak ada hambatan psikologis, nggak ada masalah tinggal memang biasanya soal pilpres itu soal pemilu itu hitung-hitungannya adalah injury time, banyak faktor-faktor politis yang timbul menjelang hari-H pemilu," tandas Habiburokhman.