Sambut Bulan Bung Karno, Usung Desa dan Wong Cilik Kebanggan PDIP

Senin, 31/05/2021 11:28 WIB

Jakarta, Jurnas.com - PDI Perjuangan sangat bangga dengan identitas yang melekat sebagai GrassRoots Party, Partai Wong Cilik dengan Kader Partai yang menyebut dirinya sebagai kader desa.

Partai wong cilik, desa, dan grassroots akan menjadi fokus PDI Perjuangan selama Bulan Bung Karno yang dimulai dari peringatan hari lahirnya Pancasila/" style="text-decoration:none;color:red;">Pancasila pada tanggal 1 Juni, lahirnya Bung Karno pada tanggal 6 Juni, dan wafatnya Bung Karno pada tanggal 21 Juni.

"Partai memfokuskan diri dengan hadir di desa, membangun spirit kemajuan dari desa dan mengembangkan desa sebagai taman sari peradaban nusantara," papar Hasto di Jakarta, Senin (31/5/2021).

Dengan hadir di desa dan bergumul dengan persoalan rakyat sehari-hari, maka apa yang dilakukan oleh Partai merupakan antitesa dari politik elektoral yang seringkali hanya berbasiskan popularitas semata.

Bagi Hasto, aspek elektoral sering dimanipulasi oleh pencitraan. Karenanya PDI Perjuangan membangun elektoral dengan basis kebudayaan, dengan basis kekuatan riil di akar rumput, dan dengan merasakan seluruh nafas keseharian rakyat guna menampilkan seluruh watak kekuasaan yang membumi.

"Dengan turun menyatu dengan rakyat, maka bahasa yang dipakai oleh anggota dan kader Partai adalah bahasa rakyat, bahasa kejujuran guna menyuarakan problematika rakyat, mencari solusi atas persoalan tersebut, namun tetap mengandung nafas kebudayaan masyarakat desa," papar Hasto.

Ia pun memastikan PDI Perjuangan terus mengeskpresikan seluruh ke-Indonesia-an kita, yakni kebhinnekaan yang hidup di desa, semangat berdikari dari desa, budaya gotong royong penuh toleransi, hidup rukun dan kehidupan yang menjaga kelestarian alam raya dan seisinya dari desa.

Polutikus asal Yogyakarta ini menjelaskan, para kader PDI Perjuangan diajarkan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tentang jati diri dan watak politik yang sebenarnya, yakni politik yang berbicara tentang keseharian rakyat.

Yakni politik yang memastikan ketersediaan pangan dengan harga terjangkau; politik tentang pentingnya kebersihan lingkungan hidup; politik menanam; politik yang membangun kesiapsiagaan rakyat terhadap bencana; politik yang membahas asupan gizi rakyat, politik kuliner, pariwisata, politik pendidikan, dan pendeknya watak politik yang menyentuh seluruh aspek kehidupan rakyat.

"Seluruh ekspresi kebudayaan rakyat di desa, seperti budaya lesung, kuliner, seni, permainan anak dll akan ditampilkan selama Bulan Bung Karno," tuntas Hasto Kristiyanto.

TERKINI
KPK Cecar PNS Setjen DPR Soal Aliran Uang Korupsi Rumah Dinas SYL Pakai Uang Kementan Rp 360 Juta Beli Sapi Kurban Legislator Ingatkan BPN Soal Pengawasan Kepemilikan Tanah Orang Asing di Bali Senator Filep: Pengelolaan Ruang Udara Sangat Berdampak bagi Daerah