Selasa, 25/05/2021 10:30 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Paspor Bangladesh tidak akan lagi memuat teks "berlaku untuk semua negara di dunia kecuali Israel," yang pada dasarnya mencabut larangan perjalanan selama puluhan tahun.
Pencabutan larangan itu dirayakan dalam tweet oleh Gilad Cohen, wakil direktur jenderal Kementerian Luar Negeri Israel untuk Asia dan Pasifik, yang berbagi foto yang menunjukkan halaman pertama versi lama paspor Bangladesh dan yang baru tanpa peringatan.
Dia mengatakan bahwa itu adalah langkah sambutan dan meminta Dhaka untuk bergerak maju dan membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, Dhaka menolak rencana tersebut.
"Larangan perjalanan pemegang paspor Bangladesh ke Israel tetap tidak berubah. Pemerintah Bangladesh tidak menyimpang dari posisinya di Israel dan Bangladesh tetap teguh pada posisi lama dalam hal ini," kata Kementerian Luar Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan dalam sebuah pernyataan dikutip Middleeast, Selasa (26/05).
Israel Bebaskan Jurnalis Wanita Palestina
Israel Buka Kedubes Pertama di Bahrain
Israel Siap Buka Kedubes Baru di Bahrain
Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan Kamal menjelaskan bahwa teks yang memilih Israel dibuat untuk memenuhi standar internasional. Ia bersikeras bahwa kebijakan luar negeri kita tidak berubah.
"Tidak ada negara yang menggunakan kata-kata itu lagi, bahkan negara-negara Arab," jelasnya,
Ia juga menambahkan bahwa visa diperlukan untuk bepergian ke negara mana pun.
Kementerian itu juga mengutuk serangan pasukan pendudukan Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan serangan udara Israel baru-baru ini di Jalur Gaza, yang menewaskan lebih dari 270 warga Palestina, termasuk 67 anak-anak.
"Bangladesh menegaskan kembali pendiriannya yang berprinsip mengenai solusi dua negara dari konflik Palestina-Israel dalam terang resolusi PBB yang mengakui perbatasan pra-1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Negara Palestina," tambahnya.
Sementara itu, Duta Besar Palestina di Dhaka Yousef SY Ramadan mengatakan kepada media lokal kemarin bahwa penghilangan kata-kata - kecuali Israel - dari paspor Bangladesh tidak dapat diterima.
"Saya menyadari perkembangannya. Setiap negara memiliki hak berdaulat untuk membuat keputusan tentang paspor atau masalah lainnya. Setelah mengakui itu, saya akan mengatakan keputusan ini tidak dapat kami terima," tambah Ramadhan.
Mulai sekarang, paspor elektronik atau e-paspor baru akan menyatakan: "Paspor ini berlaku untuk semua negara di dunia."