SBY Singgung Tragedi 98

Kamis, 03/11/2016 01:04 WIB

Jakarta - ‎Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung soal peristiwa 98, saat transisi dari sistem pemerintahan yang otoriter menjadi demokrasi.

SBY mengingatkan, sekarang adalah era demokrasi, dimana setiap warga negara dilindungi oleh konstitusi dalam menyampaikan aspirasi sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Saya tidak tahu apakah wartawan tahun 98-99 tahun 2000 juga berada dalam pusaran nasional yang menandai tonggak besar dari otoriter menjadi demokrasi, kalau tidak ada yang terlibat langsung kita tahu sejarah negara sendiri, jangan sampai kita tidak tahu sejarah di negeri kita sendiri‎," ‎kata SBY saat jumpa pers, di kediamannya Cikeas, Bogor, Rabu (2/11).

Hal itu menanggapi adanya informasi yang menyebut demo besar-besaran sejumlah Ormas Islam terkait tuntutan atas kasus hukum dugaan penistaan agama yang menyeret Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Jumat (4/11) nanti didanai pihak tertentu atau partai politik.

Untuk itu, SBY meminta kepada seluruh elemen masyarakat dan Ormas Islam yang hendak demo pada Jumat (4/11) nanti tidak memancing terjadinya anarkisme. Ia berharap, demo tuntutan kasus Ahok itu berjalan dengan baik.

"Negara demokrasi yang tertib ya unjuk rasa yang damai, tertib sesuai aturan dan tidak merusak. Kalau unjuk rasa desdruktif menangis kita semua," tegasnya.

TERKINI
Kenaikan UKT, Kemdikbudristek Sebut Imbas Penerapan MBKM Usai Diperiksa KPK, Sekjen DPR: Saya Sudah Sampaikan Semua Fakta ICW Minta KPK Periksa Anggota BPK Terkait Kasus SYL Sandra Dewi Diam-diam Penuhi Panggilan Kejagung