AS akan Umkan Sanksi Rusia atas Peretasan dan Campur Tangan Pemilu

Kamis, 15/04/2021 16:21 WIB

Washington, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan sanksi terhadap Rusia pada Kamis (15/4) sebagai pembalasan atas dugaan gangguan dan peretasan pemilu.

Ketegangan meningkat antara kedua negara dalam beberapa bulan terakhir karena serangkaian masalah, yang terbaru terkait Rusia yang mengumpulkan pasukan di perbatasannya dengan Ukraina.

Wall Street Journal melaporkan, sanksi tersebut akan berdampak pada lebih dari 30 entitas Rusia dan akan mencakup pengusiran lebih dari 10 warga Rusia dari AS, termasuk para diplomat.

Para diplomat akan menjadi sasaran hukuman atas tuduhan, yang dibantah oleh Rusia, bahwa pihaknya menawarkan untuk membayar militan di Afghanistan untuk membunuh personel militer Amerika, kata surat kabar itu.

Perintah eksekutif juga akan memperluas larangan yang ada pada bank-bank AS yang memperdagangkan hutang pemerintah Rusia.

Washington juga akan secara resmi menuduh intelijen Rusia melakukan peretasan SolarWinds yang menargetkan lebih dari 100 perusahaan AS dan 18.000 jaringan komputer pemerintah dan swasta.

Presiden Microsoft, salah satu perusahaan yang menjadi target, mengatakan kecanggihan dan skala serangan SolarWinds berada pada tingkat yang tidak pernah terlihat sebelumnya.

Rusia membantah melakukan serangan itu.

Bersama dengan Inggris, Australia, Kanada dan Uni Eropa, Amerika Serikat juga akan memberikan sanksi kepada delapan individu dan entitas atas pendudukan Krimea, Journal melaporkan.

Sanksi tersebut datang pada saat yang sulit bagi hubungan AS-Rusia.

Presiden AS, Joe Biden dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin mengadakan panggilan telepon Selasa di mana mereka setuju untuk melanjutkan dialog, setelah Biden bulan lalu menggambarkan Putin sebagai pembunuh yang akan membayar harga untuk campur tangan pemilu.

Intelijen AS sebelumnya mengatakan Putin dan pejabat senior lainnya menyadari dan mungkin mengarahkan operasi pengaruh Rusia untuk mempengaruhi pemungutan suara dalam pemilu 2020 untuk mendukung Donald Trump.

Baru-baru ini penumpukan pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina - di mana pasukan Kiev telah memerangi separatis pro-Rusia sejak 2014 - telah memicu alarm dan peringatan luas dari NATO. (AFP)

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?