Jaga Ketersediaan Pangan, Petani Bungo Panen Padi di Tengah Pandemi

Rabu, 07/04/2021 19:17 WIB

Muara Bungo, Jurnas.com - Demi menjaga ketersediaan pangan, para petani Kabupaten Bungo melakukan panen padi. Dengan panen ini, stok pangan beras dipastikan dalam kondisi aman.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan apresiasi atas keberhasilan tersebut. Menurutnya, untuk menjaga kestabilan pangan, pemanfaatan teknologi bisa digunakan untuk meningkatkan produksi.

Mentan SYL mengatakan, inovasi, teknologi, dan mekanisasi, sudah harus diterapkan dalam pertanian.

Cara-cara lama dalam bertani yang dilakukan secara manual dan konvensional harus ditinggalkan. Manfaatkan alsintan yang tersedia untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Kita di Kementerian Pertanian akan terus mendorong agar petani Indonesia semakin maju, semakin mandiri, dan tentunya modern. Untuk mendukung hal ini, tentu penggunaan alsintan tidak bisa dikesampingkan,” tegas Mentan SYL.

Pemerintah pusat dan daerah bersinergi melalui kostratani bekerja keras dalam mendukung asupan ketersediaan pangan di tengah pandemi ini.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyatakan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, yang menentukan hidup matinya suatu bangsa.

"Meskipun saat ini negara kita masih dilanda pandemi tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen. Itulah yang membuktikan bahwa pertanian tidak berhenti," tambah Dedi.

Kelompok tani Tanjung Jati yang terletak di Desa Tanjung Agung, Kecamatan Muko-Muko Bathin VII, Kabupaten Bungo, turut berpartisipasi dalam penyediaan stok pangan di daerah tersebut.

Di bawah kepemimpinan M. Haris, kelompok tani Tanjung Jati berhasil panen padi sawah varietas Inpara 3.

“Alhamdulillah, dalam kondisi seperti sekarang ini kami masih bisa panen. Di lahan seluas 15 ha ini kami mampu mencapai produktivitas 5 ton/ha, tidak jauh lah dari potensi hasil yang digambarkan,” lanjut Haris.

Hal ini dibenarkan oleh Surmila Dewi, penyuluh pertanian setempat. Mungkin salah satunya karena pemanenan masih menggunakan cara tradisional, menggunakan sabit, sehingga mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi. Selain itu perontokan padi juga masih tradisional yaitu dengan cara memukul-mukulkan batang padi ke bambu.

“Sebenarnya jika menggunakan power thresher ataupun combine harvester, petani dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga serta yang paling penting meminimalisir kehilangan hasil," ungkap Surmila.

Surmila berharap petani yang belum menyelesaikan panennya dapat menggunakan mesin tersebut untuk efesisensi kegiatan panen.

TERKINI
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru Kejagung Bakal Sita Aset Sandra Dewi Jika Terima Uang Korupsi Timah KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu