Sabtu, 03/04/2021 12:55 WIB
Makassar, Jurnas.com. Meningkatnya sebagian besar harga komoditas pangan menjelang bulan Ramadhan memang bukan hal baru. Hal ini disebabkan karena permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pokok selalu meningkat.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa tanggung jawab penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian.
Untuk itu, berbagai skenario atas kemungkinan yang akan terjadi harus dipersiapkan terlebih pada bulan Ramadhan dan lebaran.
“Yang utama, kita harus memberikan jaminan ketersediaan 11 kebutuhan pangan dasar rakyat. Mulai dari beras, gula hingga minyak goreng,” tegas Syahrul
Wujudkan Swasembada, Kementan Gelar ToT Antisipasi Darurat Pangan Nasional
Kementan Siap Gelar TOT `Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional`
Tingkatkan Produksi Padi, Kaltara Atur Penyaluran Pupuk
Menindaklanjuti pernyataan dari Menteri Pertanian, TTIC juga memberi kemudahan masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan pokok dengan sistem online melalui aplikasi Gojek. Hal ini jawaban atas anjuran pemerintah untuk menghindari kerumunan dan melakukan social/physical distance atau jaga jarak.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama.
“Masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm, terutama pasca panen dan olahannya.
Banyak yang bisa dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khususnya pasca panen,” tegas Dedi.
Dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadan, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan Gelar Pangan Murah atau Pasar Murah di Halaman Kantor DKP Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan pada akhir Maret lalu.
Kegiatan gelar pangan murah ini berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 29 sampai 30 Maret 2021.
Kepala DKP Sulsel Hj. Fitriani mengatakan, gelar pangan murah tersebut dilaksanakan untuk memberi kemudahan kepada warga dalam mendapatkan pangan berkualitas dengan harga murah.
“Kami memahami bahwa setiap menjelang bulan Ramadhan, harga pangan cenderung meningkat. Kami melalui TTIC/ Pasar Mitra Tani Sulsel hadir untuk mengantisipasi hal itu. Kami menjual bahan pangan di bawah harga pasar,” kata Fitriani.
Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan beberapa stakeholder yakni Dinas Ketahanan Pangan dari berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, toko mitra, dan kelompok wanita tani (KWT). Dinas Ketahanan Pangan dari berbagai daerah memfasilitasi produsen pangan di daerah masing-masing sebagai pemasok pangan komoditi bahan pangan.
KWT yang terlibat dalam gelar pangan murah adalah KWT Jala Agro II Dewa Ruci yang menyediakan berbagai olahan pangan serta beberapa sayuran hasil panen kebun KWT.
“KWT Jala Agro II Dewa Ruci menyediakan sayuran segar seperti pakcoy dan selada, ragam olahan yang disediakan berupa stik pakcoy, keripik bayam brazil, keripik kaktus bayam brazil, minuman herbal jahe dan sari kurma racikan KWT Dewa Ruci, serta kue kering, “jelas Hikmawati, Koordinator Penyuluh Kecamatan Wajo Kota Makassar.
Menurut Nurman, penyuluh pertanian yang mendampingi KWT Jala Agro II Dewa Ruci mengalami kendala dalam pemasaran produksi hasil kebun dan olahan pangan.
“Selama ini kendala yang dihadapi dalam pembinaan kelompok adalah pemasaran produksi dari KWT. Melalui gelar pasar murah ini, KWT mendapatkan peluang dalam pemasaran produksinya karena masyarakat sangat antusias datang di pasar murah ini,“ kata Nurman.
Antusias dan semangat baru tengah dirasakan oleh anggota KWT Jala Agro II Dewa Ruci dalam mengikuti kegiatan gelar pasar murah ini. “Alhamdulillah, KWT kami akan menjadi bagian dalam gelar pasar murah selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan nanti. Jadi kami membentuk strategi pembagian tim KWT dalam menghandle olahan pangan dan pengemasan sayuran segar hasil kebun KWT,” ujar Andi Siti selaku ketua KWT Jala Agro II Dewa Ruci.
Keyword : Dedi NursyamsiPasar Murah