Rabu, 31/03/2021 08:25 WIB
Caracas, Jurnas.com - Pemerintah Rusia memasok Venezuela dosis EpiVacCorona untuk digunakan sebagai bagian dari uji coba kandidat vaksin virus corona (COVID-19) Rusia.
Rusia mengatakan, lebih dari 115.000 dosis EpiVacCorona telah digunakan dalam program inokulasi nasionalnya, menyebutnya 100 persen efektif dalam memproduksi antibodi - meskipun beberapa sukarelawan uji coba telah menyatakan keprihatinan tentang kemanjurannya.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengatakan pemerintahnya akan menerima 10 juta dosis vaksin Sputnik V COVID-19, inokulasi andalan Rusia, tetapi sejauh ini hanya menerima beberapa ratus ribu dosis.
"Kami memberikan 1.000 dosis vaksin EpiVacCorona, yang merupakan vaksin yang menunjukkan hasil positif," kata Wakil Perdana Menteri Rusia, Yuri Borisov, melalui penerjemah, selama kunjungan ke Venezuela. "Kami dapat mempertimbangkan untuk memasok vaksin itu selain Sputnik V."
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS
Kepala KGB Belarusia Picu Ketakutan akan Serangan Udara, Kyiv Evakuasi Dua Rumah Sakit
Penangkapan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kemungkinan Dilakukan Klan Saingannya
Menteri Sains Venezuela, Gabriela Jimenez pada hari sebelumnya men-tweet bahwa dosis EpiVacCorona telah tiba sebagai bagian dari uji coba yang akan berlangsung di Venezuela.
Negara Amerika Selatan itu telah menerima sekitar 500.000 dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinopharm China dan sekitar 250.000 dari Sputnik V Rusia.
Venezuela, bersama dengan sekutu pemimpin oposisi Juan Guaido, sedang dalam pembicaraan untuk membeli vaksin dari program COVAX menggunakan dana yang dibekukan di Amerika Serikat (AS).
COVAX, program Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirancang untuk mengamankan vaksin COVID-19 bagi negara-negara miskin, telah menyisihkan hingga 2,4 juta dosis vaksin AstraZeneca, sambil menunggu kesepakatan pembayaran.
Tetapi Maduro mengatakan Venezuela tidak akan menerima dosis AstraZeneca menyusul kekhawatiran tentang efek sampingnya. Organisasi Kesehatan Dunia bulan ini mengatakan manfaat vaksin AstraZeneca melebihi risikonya. (Reuters)