Petani Milenial Kotawaringin Barat Kembangkan Sistem Pertanian Terpadu

Kamis, 11/02/2021 06:35 WIB

Kotawaringin Barat, Jurnas.com - Pertanian Indonesia menjadi salah satu sektor yang masih berkembang di tengah pandemi Covid-19. Banyak yang mulai melirik untuk mulai menggeluti usaha tersebut. Termasuk generasi milenial yang mulai tertarik mengeluti pertanian. Salah satunya petani milenial di Kotawaringin Barat yang mengembangkan sistem pertanian terpadu.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, di tengah terpuruknya ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi yang paling menjanjikan.

Sekalipun penutupan wilayah terjadi di sejumlah daerah bahkan negara, namun seluruh penduduknya tetap membutuhkan pangan.

"Saat Covid seperti ini, sampai dua tahun ke depan, menurut saya bisnis yang paling menjanjikan hanya pertanian, binis lainnya belum tentu," ujar Mentan Syahrul

Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nurysamsi, mengatakan petani muda milenial memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan.

"Kita sudah satu tahun mendorong, membangun dan menciptakan petani muda milenial. Petani muda milenial walaupun jumlahnya sedikit, tapi pengaruh dan dampaknya terhadap pembangunan pertanian luar biasa sangat signifikan," ujar Dedi.

Menurut Dedi, keberhasilan suatu bangsa dan negara ditentukan kebangkitan milenialnya. Begitu juga keberhasilan suatu pembangunan pertanian akan terwujud manakalah kaum milenialnya bangkit.

Semangat milenial dalam menggeluti bidang pertanian di tunjukan oleh Alfian Puguh Bowono Putra (21), yang melakukan pertanian dengan Sistem Pertanian Terpadu (integrated farming system).

Alfian adalah lulusan SMA Pangkalan Banteng. Ia berasal dari Desa Sungai Pakit, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
 
Dari hasil usaha taninya, Alfian mengaku meraup keuntungan sekitar Rp 5 juta perbulan dari komoditas pertanian Hortikultura seperti Cabe, Timun, Terong, Kacang Panjang dan Sayuran.
 
Alfian melakukan pertanian dengan Sistem Pertanian Terpadu yang artinya satu sistem yang menggunakan ulang dan mendaurulang, menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja.
 
“Kami juga bergerak di bidang peternakan pengembangan Kambing Peranakan etawa, kedepannya Kelompok kami berencana akan mengembangkan progam pemanfaatan pekarangan rumah sebagai lahan tani produktif,” papar Alfian.
 
Melihat peluang pasar yang bagus, Alfian bersama anggota Poktan Muda Berkaya, dimana ia menjadi ketuanya, kemudian mengembangkan pisang ambon sebagai produk buah unggulan yg menjanjikan serta memanfaatkan pupuk organik kotoran kambing sebagai penunjang tanaman yang dibudidayakan.
 
“Untuk pisang ini akan kami buat indukan dengan cara mengambil bonggolnya, kemaren kami juga sudah mendapat bimbingan dari Penyuluh Pertanian di BPP Pangkalan Banteng," tutup Alfian.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih