Galih Pemuda Klaten Buktikan Profesi Petani Lebih Menjanjikan

Selasa, 02/02/2021 12:06 WIB

Klaten, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meminta kepada pihaknya untuk terus memastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air, baik ketersediaan bahan pangan maupun ketersediaan akses untuk mendapatkannya.

"Penyuluh wajib mendampingi petani untuk menggenjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak," kata Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengemukakan bahwa pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian, namun sektor pertanian semakin kokoh lantaran kerja keras petani didampingi penyuluh.

"Penyuluh harus turun ke lapangan, dan mendampingi petani. Dalam kondisi apa pun, pangan tidak boleh bermasalah. Pangan tidak boleh bersoal," kata Dedi.

Kegiatan penyuluhan untuk mendampingi petani di tunjukan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kalikotes di Kabupaten Klaten. BPP ini tergolong inovatif dan inspiratif.
 
Galih Andika Saputra salah satu contoh sukses pembinaan dan pendampingan dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klaten melalui BPP Kalikotes. Sebelum terjun menjadi petani, Galih bekerja di hotel berbintang di Jakarta.

Pandemi virus corona (COVID-19) yang menghantam Tanah Air memaksa pria yang berusia 27 tahun itu untuk kembali ke desa dan terjun menjadi petani.

"Saya memilih bertanam bawang merah dan alhamdulillah hasilnya lebih menjanjikan. Keuntungan sebagai petani bawang merah varietas Tajuk di lahan seluas 3.600 meter persegi mencapai hingga Rp 127 juta," kata Galih.
 
Musim ini, Galih memilih menanam gambas atau oyong disela musim tanam bawang merah karena curah hujan yang terlalu tinggi. Kurun waktu selama 40 hari Galih telah memanen oyong 4 kali dengan harga di tingkat petani Rp. 5.000 – Rp. 5.500 per kg.

Harapan Galih panen bisa dilakukan sampai 30 kali dalam sekali musim tanam ini.
 
Lili Frischawati Koordinator BPP Kostratani Kalikotes menyampaikan bahwa Gambas atau oyong merupakan tanaman hortikultura yang memiliki niai ekonomi tinggi apalagi di budidayakan petani muda di daerahnya.

"Gambaran Galih yang tekun usaha dan menghasilkan tanpa keluar kampung dan memperoleh untung besar bisa menjadi pahlawan/wirausaha muda di Klaten. Sebab bertani khusunya di bidang hortikultura membutuhkan modal besar dan juga teknologi lebih intensif. Dan Galih bisa membuktikan kesuksesannya," ujar Lili.

TERKINI
Gelora Cap PKS sebagai Pengadu Domba: Tolak Gabung Koalisi Prabowo-Gibran Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025