Wamenag: Dakwah itu Mengajak bukan Mengejek

Kamis, 10/12/2020 18:18 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Saadi mengatakan pemahaman umum mengenai nahi munkar dengan cara yang kekerasan tidak sepenuhnya benar.

Hal ini disampaikan saat memberikan sambutan dalam kegiatan `Dialog Ormas Islam Tingkat Pusat` di Jakarta pada Rabu (9/12).

"Rasulullah mengajarkan untuk melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar itu harus dengan penuh kebijakan, contoh yang baik dan berdiskusi dengan cara yang lebih baik," kata Wamenag.

Wamenag mengapresiasi kiprah ormas Islam dalam membina umat. Wamenag berharap ormas Islam tetap istiqamah dalam dakwah amar ma`ruf nahi munkar yang mengedepankan kebijaksanaan.

"Dakwah itu mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, ramah bukan marah-marah, dan menasihati bukan memaki-maki," lanjutnya.

Wamenag yakin, ormas Islam, mampu merawat nilai-nilai yang merupakan hakikat agama dan ilmu pengetahuan, yaitu nilai-nilai yang sesungguhnya untuk kemanusiaan, dan untuk menjawab permasalahan kemanusiaan.

Saat ini para ulama dihadapkan pada tantangan perubahan zaman di era keterbukaan informasi dan era digital. Hadirnya era post truth, di mana situasi obyektif lebih sedikit pengaruhnya, dibanding hal-hal yang memengaruhi emosi dan kepercayaan personal dalam pembentukan opini publik.

Dan kehadiran internet memudahkan akses publik pada ilmu pengetahuan, termasuk pengetahuan agama.

"Sayangnya, tingginya gairah masyarakat untuk memperoleh informasi dan ilmu, termasuk ilmu agama, terkendala dengan rendahnya tingkat literasi di tengah masyarakat," ujarnya.

Zainut melanjutkan, Kementerian Agama tengah mengintensifkan penguatan moderasi beragama. Dalam Islam, dikenal juga istilah Islam wasathiyah, Islam jalan tengah di antara ektrem tekstualis yang ultrakonservatif, dan ektrem liberal yang tercerabut dari teks-teks agama.

"Islam wasathiyah diyakini dapat menjadi solusi terhadap sekian permasalahan masa kini. Islam wasathiyah hanya dapat berjalan jika prinsip adil (i’tidal) dan seimbang (tawazun) diutamakan, serta setiap pemeluk agama memiliki pengetahuan keagamaan yang komprehensif sebagai prasyaratnya," terang dia.

"Pemerintah akan selalu mendukung setiap pihak yang turut mensukseskan hadirnya nilai-nilai yang dituju dari kampanye moderasi beragama," sambungnya.

TERKINI
Anggota DPR: Pencabutan Status Bandara Internasional Perlu Dikaji Ulang KPU Tak Hadir Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Ngamuk Aksi Demo Mahasiswa di AS Tanda Kesadaran Global Israel Negara Penjajah Nurul Ghufron Tak Hadir, Dewas KPK Terpaksa Tunda Sidang Etik