Selasa, 24/11/2020 14:17 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyoroti unggahan foto dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di media sosial Twitter yang tengah membaca buku berjudul `How Democracies Die`.
Menurut Firli, buku `How Democracies Die` yang dibaca Anies Baswedan dan kemudian diunggah di Twitter pada Minggu 22 November itu adalah buku lama. Firli mengklaim, dirinya sudah lama membaca buku tersebut, jauh sebelum Anie Baswedan.
Kemarin saya lihat ada di media, Pak Anies membaca How Democracies Die. Bukunya ada itu sudah lama tahun 2002, saya sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, kayak baru bahwa itu udah lama," kata Firli dalam acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK, Selasa, (24/11).
Firli menjelaskan isi dalam buku `How Democracies Die` tersebut. Dimana, kegagalan negara dalam mencapai tujuannya adalah karena maraknya tindak pidana korupsi.
Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik Meski Nurul Ghufron Gugat ke PTUN
KPK Berpeluang Tetapkan Keluarga SYL Tersangka TPPU
KPK Berpeluang Usut Dugaan Keterlibatan BURT DPR di Kasus Kelengkapan Rumah Jabatan
"Kita paham bahwa tindak pidana korupsi ini menjadi perhatian kita bersama dan bukan hanya perhatian bangsa Indonesia, tetapi seluruh dunia memberikan perhatian terhadap korupsi. Karena kejahatan ini adalah kejahatan yang luar biasa, makanya penanganan dilakukan secara luar biasa," ucapnya.
Firli tak memungkiri, perilaku korupsi dapat merusak seluruh sendi kehidupan. Dia menyebut, penanganan korupsi dapat dilakukan dengan tiga cara.
Yaitu, melakukan penyelamatan keuangan dan negara. Kemudian yang kedua, menjamin tersampaikannya hak-hak politik dan sosial, dan terakhir, menjamin keselamatan bangsa dan warga negara.
"Tiga hal itu yang harus kita pahami Kenapa kita harus melakukan pemberantasan korupsi," pungkasnya.