Gus AMI: WS Rendra Cetha, Artinya Jelas Rendra Jelas Artinya

Sabtu, 07/11/2020 21:55 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) adalah salah satu penggemar berat penyair maestro Indonesia, mendiang WS. Rendra. Gus AMI sekaligus penikmat hasil karya-karya sang maestro.

"RENDRA adalah sosok yang unik," ujar Gus AMI mengawali percakapan dalam acara RINDU RENDRA, “Kesaksian Akhir Abad” dan Pengumuman Pemenang Lomba Video Baca Puisi Rendra ke-II Tingkat Nasional 2020 yang digelar Komunitas “Burung Merak” Rendra, di Kafe Sastra, Balai Pustaka, Jl. Bunga No. 8, Rt 3/Rw 9, Palmeriam, Kec. Matraman, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Sabtu (7/11/2020) malam.

Gus AMI menyebut Rendra unik. Ketika penyair lain sibuk menyembunyikan makna, dan membiarkan pembaca terpenjara dalam belantara kata-kata yang rimbun dan gelap, Rendra berlaku sebaliknya. Puisinya terang. Metaforanya jelas. Arti atau makna yang dia niatkan nyaris sebangun dengan muatan teks-teksnya.

"Pembaca didudukkan Rendra sebagai sosok yang sama di depan puisinya. Yang dengan cepat, lugas, langsung bisa merasakan apa yang dia niatkan, ungkapkan, dengan keterusterangan yang telanjang," papar Gus AMI.

Itulah sebabnya, kata Gus AMI, kajian-kajian tentang Rendra nyaris sebangun. Kekayaan atas tafsir dari puisi-puisi Rendra hanya pada penempatan puisi itu dalam konteks yang baru.

Artinya, lanjut Gus AMI, puisi Rendra menjadi kaya makna karena dapat dilepaskan dari situasi awal penciptaannya, untuk kemudian ditempelkan atau dilekatkan pada kondisi terbaru.

"Dalam kadar inilah, puisi Rendra menjadi abadi, karena hadir sebagai penyaksi dari situasi tuntutan dasariah kebutuhan politik manusia, yang pasti tak akan berubah," paparnya.

Ia pun menyebut sejumlah buku-buku dan analisa terkait puisi Rendra. Mulai Harry Aveling lewat A Thematic History of Indonesian Poetri: 1920-1974 kita menemukan fase-fase tema dan pengucapan puisi Rendra.

Di sini terbaca awal muatan estetiknya, sampai bangkitnya dia sebagai penyar pamplet. Aveling mencatat dengan baik bagaimana perubahan fase tematik dari sosok Rendra. Tapi tentu, bukan di sini tempat untuk mengungkapkan fase-fase itu.

Selanjutnya Rainer Carle, peneliti Prancis, juga memberikan kajian yang sama. Lalu A Teeuw mencatat bagaimana Rendra memiliki pola ucap yang berbeda setelah "tirakatnya" di Amerika. Di sini juga Teeuw mulai menunjukkan orientasi Rendra untuk menunjukkan kesadaran sosialnya atas situasi sosial ekonomi politik di Indonesia. Di faselah inilah Rendra "lahir" kembali dengan puisi yang sangat kuat, "Aku Tulis Pamplet Ini".

Kemudian Ajib Rosidi membahas kritik sosial puisi Rendra. Sama, berisi keterusterangan dalam puisi-puisinya. Jika kemudian Sapardi Djoko Damono menulis Sihir Rendra: Permainan Makna (1999), tetap saja yang tergambar Rendra yang sama, yang lugas, spontan, dan berkesadaran menjadi juru bicara anak bangsa di depan kekuasaan. Bakdi Sumanto yang menulis Rendra, Karya dan Dunianya, juga masih melakukan hal sama. Rendra yang monomakna.
"Artinya jelas, Rendra itu jelas artinya. Rendra itu cetha," tegas Gus AMI.

Tak heran jika Ignas Kleden dengan nada yang pasti dalam esainya, ‘’Rendra, Ilmu Silat, Ilmu Surat’’ mengatakan bahwa sebagai penyair, perhatian Rendra terhadap masalah kekuasaan mungkin lebih luas daripada politisi. Perhatiannya terhadap masalah masyarakat mungkin lebih intens daripada ahli ilmu sosial.
Rendra sendiri menjelaskan sikap kepenyairannya sebagai menjaga hukum kewajaran. Dalam buku Penyair dan Kritik Sosial, Rendra dengan jelas mengataka hukum kewajaran yang berupa hukum alam, hukum masyarakat, dan hukum akal sehat harus terus dijaga, agar tak menimbulkan kemacetan kesadaran di masyarakat.

``Penyair wajib mengkritik semua operasi di masyarakat, baik sekular maupun spiritual, yang menyebabkan kemacetan kesadaran di masyarakat. Yaitu kemacetan daya cipta, daya hidup, yang melemahkan daya pembangunan,`` katanya.


Dalam menjaga hukum kewajaran itulah, Ignas Kleden menilai Rendra memiliki kemampuan yang spontan dalam menciptakan citra-citra yang kaya dan orisinal. Dia tak penah menulis puisi yang gelap. Pembaca langsung dibawa ke dalam gambaran yang konkrit dan menyentuh langsung pengamalam pembaca.

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?