China Keberatan AS Gertak Sri Lanka

Selasa, 27/10/2020 14:59 WIB

Kolombo, Jurnas.com - Pemerintah China mengajukan keberatan atas intimidasi Amerika Serikat (AS) terhadap Sri Lanka setelah Washington mengatakan pulau di Samudra Hindia itu harus membuat pilihan yang sulit tetapi perlu terkait hubungannya dengan China.

Komentar kedutaan besar China di Kolombo datang tak lama sebelum kedatangan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada Selasa (27/10), yang sedang dalam tur Asia untuk melawan pengaruh China yang semakin besar di wilayah tersebut.

"Kami dengan tegas menentang AS mengambil kesempatan kunjungan Pompeo untuk menabur dan mencampuri hubungan China-Sri Lanka, dan untuk memaksa dan menggertak Sri Lanka," kata kedutaan dalam sebuah pernyataan Senin (26/10) malam.

China telah menginvestasikan miliaran dolar dalam proyek infrastruktur di Sri Lanka sebagai bagian dari Belt and Road Initiative Presiden Xi Jinping, yang bertujuan menghubungkan Asia, Eropa, dan sekitarnya, dengan peringatan India dan AS.

Kedutaan mengatakan hubungan China dengan Sri Lanka telah berlangsung selama 2.000 tahun dan kedua negara tidak membutuhkan pihak ketiga untuk mendikte persyaratan.

Perjalanan Pompeo ke Sri Lanka, dan kemudian ke Maladewa, negara kepulauan Samudra Hindia lainnya, dipandang sebagai bagian dari upaya melawan kehadiran ekonomi Tiongkok yang mendominasi di negara-negara kecil yang telah membuat beberapa dari mereka berhutang banyak.

Menjelang perjalanan, Dean Thompson, pejabat senior Departemen Luar Negeri untuk urusan Asia Selatan dan Tengah, mengatakan Sri Lanka harus membuat pilihan sulit untuk mengamankan kemandirian ekonominya dalam jangka panjang.

China juga menyuarakan keprihatinan tentang Pompeo yang melakukan perjalanan pada saat Sri Lanka berjuang dengan virus corona baru (COVID-19). "Apakah berguna untuk pencegahan dan pengendalian epidemi lokal? Apakah ini untuk kepentingan rakyat Sri Lanka," tanya kedutaan.

Delegasi China yang dipimpin oleh diplomat utamanya, Yang Jiechi, mengunjungi Kolombo bulan ini, tetapi pihaknya meminimalkan personel dan aktivitasnya sejalan dengan pedoman untuk mencegah lonjakan kasus, kata kedutaan.

"Kami bersedia berbagi praktik ini dengan Amerika Serikat, berharap dapat memberikan beberapa referensi untuk kunjungan Menteri Luar Negeri dan penanganan hubungannya dengan negara-negara kecil dan menengah," katanya. (Reuters)

TERKINI
Bawang Merah, Komoditas Penyumbang Tertinggi Bulan April DPR Pastikan Pembentukan Panja Korupsi Timah Tak Ganggu Penyidikan Kejagung KPK Berpeluang Usut Dugaan Keterlibatan BURT DPR di Kasus Kelengkapan Rumah Jabatan KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Labuhanbatu Senilai Rp15 Miliar