Pembangunan Indonesia Dibiayai Luar Negeri

Kamis, 06/10/2016 14:27 WIB

Jakarta - Indonesia disebut belum mandiri secara pendanaan. Buktinya, pembangunan Indonesia selama ini sangat bergantung dari pendanaan luar negeri baik melalui pemerintah, maupun swasta.

"Indonesia tak bisa bangun negeri ini hanya dari dana dalam negeri. Tidak cukup," ungkap Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara dalam seminar terkait prospek ekonomi Indonesia di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Kredit dalam negeri secara total hanya memegang porsi 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sementara kapasitas dana pensiun, asuransi, reksadana dan sejenisnya juga masih kecil.

"Jadi siapa yang biayai ekonomi Indonesia, yaitu dana luar negeri," sebutnya.

Kondisi yang sama juga berlaku pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sekitar 40% surat utang negara yang digunakan untuk pembiayaan defisit APBN, dipegang oleh investor asing.

"Kita bicara defisit APBN pemerintah kalau dulu adalah negara donor, sekarang yang biayai 40% adalah SUN dan pemegangnya investor asing. Investor asing itu adalah fund manager," tegas Mirza.

Hal ini yang membuat Indonesia sangat rentan terhadap kondisi perekonomian global, khususnya kebijakan moneter negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Jepang hingga China.

TERKINI
Satu Senior STIP Jakarta Resmi Jadi Tersangka Kematian Mahasiswa Taruna Diduga Lalai Lindungi Siswanya, Kinderfield Primary Simprug Dilaporkan ke Polda Metro Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek