Erdogan Diminta Mundur dari Mediterania Timur

Kamis, 17/09/2020 08:15 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Para pemimpin Eropa memperingatkan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk berhenti menindas tetangga Turki di tengah ketegangan yang membara atas hak maritim dan energi di Mediterania timur.

Peringatan itu muncul saat Ankara mengatakan kapal bor Yavuznya akan melanjutkan pencarian minyak dan gasnya di lepas pantai Siprus hingga 12 Oktober, meski ada tuntutan internasional untuk mundur.

Dilansir Arannews, Kamis (17/09), Ankara telah membuat marah Uni Eropa dengan mengirim kapal penelitian dengan pengawalan angkatan laut untuk bekerja di perairan teritorial Yunani.

Yavuz akan ditemani oleh tiga kapal Turki lainnya, dan Turki mengatakan semua kapal lainnya sangat disarankan untuk tidak memasuki daerah tersebut.

"Turki adalah dan akan selalu menjadi tetangga penting, tetapi sementara kami berdekatan di peta, jarak di antara kami tampaknya tumbuh," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada hari Rabu.

“Ya, Turki berada di lingkungan yang bermasalah. Dan ya, itu menampung jutaan pengungsi, yang kami dukung dengan dana yang cukup besar. Tapi tidak satupun dari ini adalah pembenaran untuk upaya mengintimidasi tetangganya."

Siprus mendesak anggota Uni Eropa lainnya untuk menjatuhkan sanksi baru pada Ankara atas pengeboran itu, dan kepala Dewan Eropa Charles Michel berjanji pada Rabu bahwa blok itu akan membela hak-hak pulau itu.

Dia berada di Siprus sebelum pertemuan darurat para pemimpin Uni Eropa minggu depan yang akan membahas tindakan Turki di Mediterania timur, dengan kemungkinan sanksi.

"Uni Eropa berdiri dalam solidaritas dengan Siprus karena menghadapi situasi yang gawat," kata Michel.

"Saya yakin kita harus sangat tegas dalam hal membela hak semua negara anggota, termasuk Siprus."

Presiden Siprus Nicos Anastasiades mengatakan kunjungan Michel datang pada saat yang "sangat mengkhawatirkan". "Turki terus melanggar zona maritim kami dengan pengeboran ilegal."

Dia mengatakan blok tersebut harus menunjukkan kesiapannya untuk mengambil tindakan untuk melindungi hak-hak anggotanya.

"Penghormatan terhadap kedaulatan semua negara anggota harus tetap menjadi aturan yang tidak dapat diabaikan atau dihina oleh siapa pun," kata Anastasiades.

"Selama ada tindakan ilegal terhadap negara anggota, tanggapan Uni Eropa harus segera dilakukan."

Siprus siap untuk melakukan pembicaraan dengan Turki untuk menyelesaikan perbedaan mereka, tetapi tidak akan menanggapi intimidasi, kata Anastasiades.

“Nicosia selalu siap untuk berdialog, tetapi agar efektif, hal itu perlu didefinisikan dengan jelas berdasarkan hukum internasional, tanpa pemerasan atau ancaman.”

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya