Senin, 07/09/2020 17:10 WIB
Ankara, Jurnas.com - Presiden Turki Tayyip ErdoÄŸan mengatakan kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Minggu (6/9) kemarin, bahwa sikap Uni Eropa (UE) terhadap Mediterania timur akan menjadi ujian atas ketulusannya.
Ketegangan telah meningkat antara Turki, Yunani, dan Siprus karena potensi sumber daya hidrokarbon yang kaya di Mediterania timur, terutama setelah Ankara mengirim kapal penelitian yang dikawal oleh kapal perang Turki ke daerah sengketa antara Siprus dan pulau Kreta Yunani pada 10 Agustus.
Erdogan meminta UE untuk mengambil sikap tidak memihak dalam perselisihan Turki dengan Yunani, dan dia mengatakan komentar dan langkah provokatif oleh politisi Eropa tentang masalah regional tidak akan membantu mencapai solusi.
"Presiden Erdogan meminta institusi Uni Eropa dan negara-negara anggota untuk berperilaku bertanggung jawab dan tetap adil, tidak memihak dan obyektif pada semua masalah regional, terutama Mediterania Timur," kata kantor Erdogan pada Senin (7/9) dikutip dari Ahval.
Importir Khawatir Pasokan Makanan Berkualitas Terganggu karena Pengecekan di Brexit
Dukung Persenjataan Ukraina, Uni Eropa akan Alihkan Keuntungan dari Aset Rusia
Rusia Makin Maju, Eropa Bantu Pasok Kebutuhan Militer Ukraina
Michel sebelumnya mengatakan bahwa para pemimpin Uni Eropa berencana untuk mengadopsi pendekatan "wortel dan tongkat" ke Turki pada pertemuan puncak 24-25 September, dan mengusulkan konferensi multilateral yang berfokus pada perbatasan laut di Mediterania timur, termasuk NATO.
Pada Kamis pekan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Yunani dan Turki telah sepakat untuk memulai pembicaraan teknis untuk menghindari bentrokan yang tidak disengaja di wilayah tersebut.
Athena mengatakan Ankara harus terlebih dahulu menarik kapalnya dari daerah pengeboran dan pembicaraan tentang kesepakatan untuk melakukan negosiasi tidak sesuai dengan kenyataan.
Keyword : Recep Tayyip Erdogan Uni Eropa Mediterania Timur