Jum'at, 21/08/2020 16:10 WIB
Denpasar, Jurnas.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyebut lima inovasi riset Covid-19, siap diproduksi dalam waktu dekat.
Kelima inovasi tersebut ialah vaksin Covid-19, rapid test, PCR test, suplemen, dan laboratorium berjalan (mobile lab).
"Untuk rapid test secara umum sudah diproduksi, targetnya bulan depan sudah 1 juta unit per bulan, bulan-bulan berikutnya bisa naik 2 juta," kata Menristek di sela-sela Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RKTM) di Nusa Dua, Bali pada Jumat (21/8).
"Kita ingin memastikan kesiapan industrinya," sambung Menteri Bambang.
Ini Komentar Kepala BRIN Soal Dugaan Ancaman Peneliti Terhadap Warga Muhammadiyah
Indonesia Impor Drone Bersenjata, DPR: Pemerintah Alergi dengan Riset Anak Bangsa
Menteri Nadiem: Hari Pancasila Momentum Bumikan dan Warisi Gagasan Soekarno-Hatta
Adapun untuk test kit PCR, lanjut Menristek, saat ini sudah diproduksi hingga 2 juta per bulan. Sementara vaksin Covid-19 ditargetkan akan diproduksi pertengahan tahun depan.
"Demikian juga suplemen untuk daya tahan terhadap Covid-19, sekarang sedang menunggu keputusan dari BPOM apakah bisa menjadi suplemen untuk Covid-19," jelas dia.
Diketahui, RKTM di bawah Kemenko Bidang Perekonomian membahas pemulihan ekonomi nasional pasca Covid-19. Di dalamnya, Bambang memastikan ada koordinasi mengenai hilirisasi kelima inovasi tersebut.
"Terutama kalau hasil inovasi itu ke tahap berikutnya produksi di industri, kebetulan ada Kementerian Perindustrian dan juga Kementerian Perdagangan, untuk memastikan nanti produk inovasinya bisa diproduksi dalam skala besar," papar dia.
Adapun di tingkat perekonomian nasional, Menristek menyebut pihaknya juga akan fokus pada program Desa Berinovasi yang diluncurkan beberapa waktu lalu.
Program tersebut merupakan hasil kerja sama Kemristek/BRIN dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), dan Kementerian Sosial.
"Intinya desa-desa itu mau kita perkuat dengan sentuhan teknologi digital maupun teknologi produksi, sehingga desa-desa itu mempunyai akses internet yang lebih baik," ujar Menristek.
"Dan produksi dari UMKM mereka juga mempunyai produktivitas yang lebih baik karena ada sentuhan teknologi," tandas dia.