Fakta Ribuan Ton Amonium Penyebab Ledakan Beirut

Selasa, 11/08/2020 14:10 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Penyelidikan terbaru terkait ledakan dashyat yang terjadi di Beirut minggu lalu menemukan bahwa hampir 3.000 ton amonium nitrat yang menyebabkan ledakan besar di Beirut telah dipesan oleh perusahaan pembuat bahan peledak di Mozambik tetapi tidak pernah tiba.

Hal itu disampaikan Juru bicara Fábrica de Explosivos Moçambique (FEM), sebuah perusahaan manufaktur bahan peledak Mozambik seperti dilansir Middleeast, Selasa (11/08).

"Kami dapat memastikan bahwa ya, kami memang memesannya," kata juru bicara tersebut.

Ia membenarkan bahwa pengiriman tersebut memulai perjalanannya dari Georgia pada 2013 dan berakhir di sebuah gudang di Beirut yang telah menampungnya selama lebih dari enam tahun. Pengiriman tidak pernah sampai ke Mozambik.

“Kami baru diberitahu oleh perusahaan dagang itu: ada masalah dengan kapal, yang membawa material, pesanan Anda tidak akan terkirim. Jadi, kami tidak pernah membayarnya, kami tidak pernah menerimanya. "

Juru bicara tersebut mengatakan bahwa rekan-rekan di perusahaan sangat "terkejut" mengetahui berapa lama bahan kimia telah disimpan di pelabuhan.

"Itu bukan bahan yang ingin Anda simpan tanpa menggunakannya. Itu bahan berbahaya."

Lebih dari 200 orang tewas, 6.000 terluka dan sekitar 300.000 kehilangan tempat tinggal setelah ledakan besar di pelabuhan Beirut mengoyak ibukota Selasa lalu.

Ledakan menghancurkan bagian kota dan mengintensifkan tekanan ekonomi dan politik yang melanda Lebanon selama berbulan-bulan.

TERKINI
Jessica Alba Jadi Komando Pasukan Khusus di Trigger Warning Tinggalkan Dunia Modeling, Bella Hadid Ungkap tak Perlu Pasang Wajah Palsu Pangeran William Beri Kabar Terbaru tentang Kesehatan Kate Middleton Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung