Sabtu, 01/08/2020 07:59 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Usai peningkatan tajam kasus virus corona baru atau covid-19, Pemerintah Libya yang diakui secara internasional di Tripoli akan memberlakukan kuncian penuh di wilayah negara yang dikontrolnya.
Libya, terpecah sejak 2014 antara daerah-daerah yang dipegang oleh Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) di Tripoli dan pemerintahan saingan di timur, berhasil menghindari gelombang awal pandemi.
Namun, penyakit ini telah menyebar lebih cepat bulan ini dan Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) Libya, salah satu dari sedikit badan yang beroperasi di seluruh negeri meskipun ada konflik, telah mengkonfirmasi 3.222 kasus.
Sistem kesehatan Libya berantakan setelah hampir satu dasawarsa kekacauan dan perang yang telah memecah belah negara, menghancurkan infrastruktur dan membuat banyak orang hidup dalam kondisi panik setelah meninggalkan rumah mereka.
Kirim Surat ke DPR, OJK dan Parekraf, DNA Production Menyayangkan Perlakuan Sebuah Bank Swasta
Vaksin COVID-19 Moderna Efektif Lawan COVID-19 Varian Eris
PBB Catat 165 Orang Juta Jatuh Miskin akibat Pandemi COVID-19 dan Perang
Wabah utama terfokus di Tripoli, pelabuhan Misrata dan di kota gurun selatan Sebha, menurut NCDC, meskipun kasus juga telah dikonfirmasi di sebagian besar pusat populasi besar lainnya.
Penguncian akan dimulai pada hari Jumat dan berlangsung selama setidaknya lima hari, melarang semua gerakan di luar kecuali untuk membeli kebutuhan, dan mengganti jam malam sebagian dari jam 9 malam sampai 6 pagi.
Pihak berwenang di Benghazi, di Libya timur, juga memberlakukan pembatasan pergerakan tetapi, dengan lebih sedikit kasus yang dikonfirmasi di sana, belum memerintahkan penutupan penuh.
Keyword : Pemerintah Libya Pandemi Covid-19