Kostratani di Sambas Bantu Petani Buat Pestisida Nabati Micessla

Jum'at, 10/07/2020 08:16 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Ketahanan pangan merupakan korelasi terwujudnya pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa rakyat Indonesia. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Maka sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.

Untuk mendukung pertanian berkelanjutan, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Malang melakukan inovasi dengan membuat formulasi pestisida organik Micessla untuk pengendalian hama tanaman padi. Meskipun terpisah jarak yang cukup jauh, tetapi pendampingan dan pembelajaran terhenti di tengah pandemi ini. Pemanfaatan Kostratani sebagai media hubung pembelajaran dengan penyuluh dan petani dapat dilakukan. Dengan kerjasama yang baik antara Widyaiswara dari BBPP Ketindan, penyuluh dan petani sebagai pelaku dilapangan maka pendampingan ini tetap berjalan.

Dewi Melani, widyaiswara dari BBPP Ketindan mengatakan bahwa, saat dirinya diminta untuk melakukan pembelajaran melalui virtual kepada petani dan penyuluh ia pun menerima dengan senang hati. Ia mengapresiasi Kostratani Kecamatan Jawai untuk melakukan pembelajaran secara online.

“Saya bahagia dan senang sekali bisa berbagi ilmu dengan penyuluh dan petani, meskipun jarak dari Malang ke Sambas itu sangat jauh.Tetapi Kostratani Jawai membantu pembelajaran ini menjadi mudah,” sambut Dewi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa Kostratani merupakan gerakan pembangunan pertanian yang berbasis kecamatan dalam rangka mengoptimalisasi fungsi penyuluhan.

“Kostratani itu adalah revitalisasi BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), artinya membangunkan kembali BPP dan penyuluhnya melalui pelatihan peningkatan kapasitas penyuluh, petani dan sebagainya,” terang Dedi.

Lebih lanjut Dedi mengatakan penyelenggaraan Kostratani dilakukan di BPP. “BPP berfungsi sebagai pusat data dan informasi, pusat pembelajaran untuk penyuluh dan petani, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan. Selain itu BPP menjadi center of excellent semua aktivitas pertanian.”

Darma Irawan, Penyuluh Pertanian Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang merupakan alumni peserta pelatihan BBPP Ketindan mengatakan, bahwa materi tentang pembuatan pestisida nabati (pesnab) Micessla telah diaplikasikan bersama kelompok tani binaannya sehingga dapat digunakan untuk pengendalian hama tanaman padi.

Ia menceritakan, saat petani sudah selesai tandur, biasanya masalah serangan hama dan penyakit akan muncul, sehingga perlu antisipasi sedini mungkin. Salah satu cara pengendalian hama tersebut adalah dengan menggunakan pestisida organik yang memanfaatkan tanaman obat seperti daun mimba, cengkeh, sirih, serai wangi dan lengkuas.

“Musim tanam yang lalu kita sudah pernah menerapkan dan hasilnya bagus. Petani sangat antusias didalam pembuatan micessla sebagai pesnab ramah lingkungan daripada penggunaan pestisida kimia. Dan terbantu karena efektif mengendalikan hama penggerek batang pada tanaman padi. Untuk itu di musim tanam gadu ini kami membuat pesnab lagi, “ kata Darma.

Senada dengan Darma, Padli salah satu petani peserta Integrated Participatory Development Management of Irrigation Project (IPDMIP) di Desa Sentebang yang telah menggunakan micessla mengatakan sangat terbantu, karena tidak banyak mengeluarkan biaya perawatan tanaman padi.

“Periode musim tanam yang lalu, saya harus mengeluarkan biaya hampir 1 juta untuk membeli pestisida. Setelah menggunakan micessla di periode musim tanam berikutnya, saya hanya menghabiskan 200 ribu rupiah saja,” tutur Padli

Apa yang dilakukan oleh BBPP Ketindan merupakan bentuk nyata dari arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa petani harus didorong agar mampu menghasilkan produk pangan yang bermutu. Petani harus senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas komoditas pertanian yang dihasilkan salah satunya dengan cara menerapkan budidaya tanaman sesuai kaidah Good Agriculture Practices (GAP).

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya