PDIP Dituduh Komunis, Bamusi: yang Memfitnah itu Salah Minum Obat

Jum'at, 26/06/2020 13:35 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru mengaku tak habis pikir masih ada yang memfitnah PDI Perjuangan sebagai partai komunis.

Pria yang akrab disapa Gus Falah ini pun menilai pihak yang menebar fitnah itu telah salah minum obat. Apalagi fitnah tak berdasar itu diikuti aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan dalam demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) pada Rabu (24/6).

"Sangat tidak masuk akal bila PDI Perjuangan disebut komunis yang ciri utamanya adalah atheis. Sebab, seluruh kader PDI Perjuangan itu beragama," ujar Gus Falah, Junat (26/6/2020).

Gus Falah juga mengatakan, setiap aktivitas keagamaan yang digelar PDI Perjuangan sangatlah semarak. Setiap Hari Besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha, misalnya, PDI Perjuangan selalu menggelar ibadah Shalat Ied.

"Dan jangan lupa juga, PDI Perjuangan memiliki organisasi sayap bernama Baitul Muslimin Indonesia atau Bamusi, organisasi sayap Partai di bidang keislaman yang dibentuk oleh DPP PDI Perjuangan pada tahun 2007. Bamusi ini beranggotakan kaum Muslimin dari berbagai ormas Islam," jelasnya.

Kata Gus Falah, seluruh kantor PDI Perjuangan mulai dari DPP, DPD, serta DPC di seluruh daerah memiliki masjid atau musholla. Di DPP, contohnya, ada Masjid At Taufieq. Selain di hari besar Islam, Masjid At Taufieq juga selalu menyelenggarakan ibadah shalat Jumat.

Bahkan, tuturnya, rekan-rekan dari kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang kantornya bersebelahan dengan DPP PDI Perjuangan juga sering shalat Jumat di Masjid At Taufieq.

"Jadi, seluruh fakta yang ada menunjukkan PDI Perjuangan sama sekali bukan komunis. Sehingga para pihak yang selalu menuduh PDI Perjuangan sebagai komunis itu, mungkin `salah minum obat`" ujar Gus Falah

Terkait pembakaran bendera PDI Perjuangan, Gus Falah menegaskan seluruh kader partai tegak lurus dengan komando Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dalam Perintah Hariannya, Megawati sudah menegaskan menempuh jalur hukum.

"Kami bukan takut. Kami bisa saja bertindak keras, tapi Ibu Megawati dan PDI Perjuangan lebih cinta damai dan menghormati hukum," ujarnya.

Sejumlah ormas tercatat ikut dalam aksi demonstrasi berujung pembakaran bendera PDI Perjuangan. Diantaranya Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.

Mereka menuduh RUU HIP sebagai indikasi kebangkitan komunisme, dan menyebut PDI Perjuangan sebagai komunis, karena nilai ada dibalik RUU HIP.

Padahal kenyataannya, kelompok-kelompok itu selama ini sepakat dengan sistem Khilafah yang anti Pancasila, sebagaimana tecantum dalam AD/ART FPI.

TERKINI
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru Kejagung Bakal Sita Aset Sandra Dewi Jika Terima Uang Korupsi Timah KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu