Arab Saudi dan Rusia Bahas Pengobatan Virus Corona yang Diyakini Manjur

Senin, 01/06/2020 06:43 WIB

Dubai, Jurnas.com - Pemerintah Rusia mengembangkan obat yang manjur dalam mengobati pasiesn virus corona (COVID1-I9). Obat tersebut akan segera diujicobakan dalam kemitraan dengan para ahli kesehatan Arab Saudi.

Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), dana kekayaan negara yang berkolaborasi dengan Kerajaan di banyak proyek investasi, akan meluncurkan obat baru, Avifavir, pada konferensi pers virtual di Moskow pada Senin (1/6).

RDIF mengatakan bahwa obat itu sudah menunjukkan kemanjuran tinggi dalam merawat pasien yang terinfeksi virus corona selama uji klinis. Obat itu juga sudah menerima sertifikat pendaftaran dari kementerian kesehatan Rusia.

"Kami sedang dalam pembicaraan dengan mitra Saudi kami tentang kemungkinan pasokan Avifavir ke Arab Saudi. Kami berbagi dengan mereka hasil positif dari uji klinis di Rusia. Mitra kami menyatakan minatnya memulai uji klinis Avifavir di Kerajaan," kata Kepala Eksekutif RDIF, Kirill Dmitriev kepada Arab News.

Avifavir, yang mengganggu mekanisme reproduksi virus corona, adalah obat antivirus langsung Rusia pertama yang terbukti efektif dalam uji klinis. Obat ini sudah digunakan di Jepang sejak 2014 terhadap bentuk influenza yang parah.

"Afivavir bukan hanya obat antivirus pertama yang terdaftar melawan virus corona di Rusia, tetapi juga mungkin merupakan obat anti-COVID-19 yang paling menjur di dunia," kata Dmitriev.

"Obat itu dikembangkan dan diuji dalam uji klinis di Rusia dalam waktu singkat yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memungkinkan Afivavir untuk menjadi obat terdaftar pertama yang berbasis Favipiravir di dunia," sambungnya.

Favipiravir adalah obat yang telah terbukti efektif dalam pengobatan pasien yang terinfeksi di Cina dan dalam uji klinis di Rusia. Persiapan saat ini sedang berlangsung untuk produksi massal obat.

Avifavir terbukti sangat efektif selama uji klinis yang melibatkan I.M. Sechenov First Medical University Moskow, Lomonosov Moscow State University dan lembaga medis dan akademik lainnya, tambahnya.

Tahap akhir uji coba pada 330 pasien sedang berlangsung dengan persetujuan dari Kementerian Kesehatan Rusia. Obat ini dikembangkan oleh RDIF dalam kemitraan dengan Chemrar, sebuah grup penelitian dan pengembangan farmasi Rusia.

RDIF menginvestasikan sumber daya yang signifikan ke dalam langkah-langkah anti-COVID sejak wabah pandemi, mengembangkan kit pengujian kecepatan tinggi bersama dengan mitra Jepang, serta sistem diagnostik dan dukungan lainnya.

TERKINI
Jessica Alba Jadi Komando Pasukan Khusus di Trigger Warning Tinggalkan Dunia Modeling, Bella Hadid Ungkap tak Perlu Pasang Wajah Palsu Pangeran William Beri Kabar Terbaru tentang Kesehatan Kate Middleton Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung