Produktivitas Pala Masih Rendah, Mentan Syahrul Dorong Petani Manfaatkan Teknologi

Sabtu, 30/05/2020 19:52 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Kementeiran Pertanian (Kementan) menekankan pentingnya peran teknologi dalam meningkatkan nilai tambah, daya saing dan keunggulan setiap komoditas pertanian, termasuk komoditas perkebunan seperti pala.

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo ketika mengunjungi kebun bibit pala di Desa Seith Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (30/5).

Menurut Syahrul peran dan penguasaan teknologi sangat penting dalam mengkaselerasi kemajuan pembangunan perkebunan. Pasalnya, teknologi menurutnya sejajar kedudukannya dengan faktor produksi lainnya.

"Oleh karena itu, kemajuan riset dan teknologi bukan saja dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi tapi juga menjamin adanya nilai tambah bagi petani," kata Syahrul.

Saat ini, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balitri) sudah menghasilkan pala varietas Tidore 1. Varietas inu memiliki keunggulan yang sama dengan varietas pala Ternate 1. Bedanya, Tidore 1 lebih tahan terhadap hama penggerek dan penyakit busuk buah.

Produktivitas varietas ini rata-rata mencapai 7.500 butir per pohon per tahun.

Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, produktivitas pala pada tahun 2018 sebesar 543 kg per hektare dan 548 kg per hektare di tahun 2019.

Rendahnya produktivitas pala nasional disebabkan karena sebagian besar perkebunan merupakan perkebunan rakyat, masih menggunakan cara tradisional dan peralatan seadanya dalam pengolahan dan pascapanen.

"Transformasi teknologi kepada petani sudah keharusan. Sekarang era digital. Pendampingan-pendampingan, bimbingan teknis tentang bagaimana cara budidaya harus menyesuaikan zaman," kata Syahrul.

"Apalagi di situasi seperti ini, pembatasan tatap muka. Maka kita harus memperkuat sektor hulu dan mengembangkan sektor hilir sehingga ada nilai tambah," sambungnya.

Sementara itu, Badan Karantina Pertanian Ambon mencatat pengiriman komoditas pala yang berasal dari petani Ambon, Maluku Tengah dan Tual dengan tujuan Surabaya dan Jakarta sepanjang tahun 2020 sebanyak 106,1 ton dengan frekuensi 19 Kali.

Untuk diketahui, kebutuhan pala di dunia hampir separuhnya dipenuhi dari Indonesia. Volume ekspor pala Indonesia dalam kurun 2018, masih menurut data Ditjen Perkebunan sebanyak 20.202 ton setara dengan USD 111,69 Juta.

TERKINI
Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek Supri FX Cerita Kisah Cinta dengan Istri Lewat Single Tetaplah Dalam Pelukanku Raih Nominasi Aktor Terbaik di La La Land, Ryan Gosling Akui Sebuah Penyesalan