Pakar Kesehatan China: Vaksin Sempurna Corona Butuh Waktu Setahun

Senin, 18/05/2020 05:30 WIB

Beijing, Jurnas.com - Pakar pernapasan terkemuka China mengatakan, Tiongkok masih menghadapi bahaya gelombang kedua infeksi virus corona karena kurangnya kekebalan tubuh.

"Mayoritas warga China saat ini masih rentan terhadap infeksi virus corona, karena kurangnya kekebalan," kata Penasihat Medis Senior China, Zhong Nanshan, pada wawancara eksklusif dengan CNN pada Sabtu pekan lalu.

"Kami menghadapi tantangan besar, itu tidak lebih baik daripada negara-negara asing yang saya pikir saat ini," tambahnya.

Virus corona baru, yang menyebabkan penyakit pernapasan yang dikenal sebagai COVID-19, muncul di kota Wuhan pada Desember tahun lalu, secara bertahap mempengaruhi seluruh dunia.

Menurut hitungan yang berjalan oleh worldometers, sejauh ini, COVID-19 sudah menginfeksi 4.753.943 orang di seluruh dunia, dan lebih dari 313.896 orang telah meninggal.

China berhasil mengendalikan wabah virus corona negara itu, tetapi muncul kekhawatiran tentang masuknya infeksi baru karena kelompok kasus baru sudah muncul di seluruh China dalam beberapa pekan terakhir.

Negeri Tirai Bambu sendiri melaporkan lebih dari 82.000 kasus virus corona, dengan setidaknya 4.634 kematian, menurut data dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) negara itu.

Zhong, yang juga memimpin tenaga medis Tiongkok untuk mengalahkan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) pada 2003, mengingatkan bahwa menemukan vaksin sempurna virus corona baru dapat memakan waktu tahun.

"Kita harus menguji lagi dan lagi dan lagi menggunakan berbagai jenis vaksin. Masih terlalu dini menarik kesimpulan apa pun jenis vaksin yang sudah ada untuk jenis virus corona. Itu sebabnya, saya mengatakan persetujuan akhir dari vaksin (akan) memakan waktu lebih lama," katanya.

Para ilmuwan bekerja dengan kecepatan sangat tinggi untuk mengembangkan vaksin COVID-19.

Pencarian vaksin menjadi lebih mendesak setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyakit itu tidak pernah hilang dan dunia harus belajar untuk hidup dengan wabah tersebut.

Prospek penyakit yang tersisa membuat pemerintah menghadapi tindakan penyeimbangan yang rumit antara menekan patogen dan meningkatkan ekonomi. (Press TV)

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih