Permintaan Nanas Banasari Melejit di Tengah Pandemi Virus Corona

Senin, 11/05/2020 14:41 WIB

Blitar, Jurnas.com - Pandemi virus corona (COVID-19) menjadi momentum keberuntungan bagi sebagian masyarakat. Sebagai contoh, petani buah nanas Banasari di kawasan lereng timur Gunung Kelud Blitar, Jawa Timur.

Permintaan nanas Banasari dari daerah tersebut tidak pernah sepi, terlebih pada saat situasi pandemi COVID-19. Harga jualnya pun terbilang bagus dan menguntungkan petani.

"Setiap kali panen, nenas Banasari langsung ludes diserap pasar," ujar Ketua Kelompok Tani Mulyo Dusun Tegalrejo Desa Semen Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Andrias, Senin (11/5).

Kementerian Pertanian (Kementan) melepas varietas Banasari sejak 2015 lalu. "Jadi nama Nenas Banasari sendiri diambil dari akronim Blitar-Nenas-Semen-Gandusari, yang mencirikan nenas unggul spesifik lokasi setempat," ujar Andrias.

Keunggulan jenis nenas Benasari, lanjut Andrias, di antaranya bisa dipanen hingga delapn kali dalam empat tahun. Ukuran buahnya pun cukup besar serta rasanya yang manis asem segar dengan kadar brix 14-15.

"Gambarannya, kalau nenas jenis queen biasa, grade A-nya hanya seberat 7 ons keatas, maka untuk Nenas Banasari bisa 1,3 kilogram keatas," imbuhnya.

Menurut Andrias, harga jual di tingkat petani saat ini cukup bagus. Harga Nanas Banasari saat ini untuk grade A Rp10.000 per biji, grade B Rp8.500 per biji, grade C Rp7.000 per biji, grade D dan E di kisaran Rp2.000 – Rp 3.000 per biji.

"Harganya bagus, menguntungkan petani. Penjualannya juga mudah karena langsung diambili mitra-mitra pedagang," katanya.

Andrias mengatakan, hampir setiap hari ada panen nanas di daerah tersebut. Pada musim panen biasa pihaknya bisa menjual 1 pick-up per hari. Sementara saat memasuki panen raya yakni pada bulan puasa dan Agustus bisa menjual hingga 1 truk besar per harinya.

"Untuk grade A biasanya disetor ke supermarket di Surabaya, grade B untuk pasar Malang Raya, grade C untuk pasaran lokal dan grade D dan E diserap untuk industri olahan minuman nanas segar yang sudah banyak berkembang disini," kata Andrias.

Menurut, Andrias rata-rata pertani dalam satu hektare lahan menanam 19.000 rumpun Nenas Banasari, dengan ongkos produksi dari awal tanam hingga panen pertama diperkirakan sekitar Rp67 juta.

"Kalau diambil rata-rata panen pertama 18.000 biji dengan harga per bijinya Rp 6.500, untungnya kan sudah lumayan itu. Sudah balik modal plus untung. Untuk panen selanjutnya, petani tinggal merawat dan menikmati panen," katanya.

Sementra itu, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman saat dikonfirmasi di Jakarta menyebut nenas sebagai komoditas unggulan ekspor nasional.

"Selain untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik, kita terus dorong pengembangan nenas berorientasi ekspor. Saat ini Indonesia menjadi salah satu produsen sekaligus pengekspor nenas terbesar dunia. Untuk jenis nenas spesifik lokal seperti Nenas Banasari Blitar kita tetap dukung pengembangannya," katanya.

Lebih detil Liferdi menjelaskan bahwa jika ingin menghasilkan buah yang berukuran seragam, petani harus menggunakan benih yang berukuran seragam pula.

"Jarak antar tanaman juga dapat mempengaruhi ukuran buah, untuk menghasilkan ukuran buah yang besar, petani nenas Kediri menanam dengan populasi 40 ribu batang per hektar," ujar Liferdi yang dulu pernah sebagai peneliti di Balitbu-Solok itu.

"Lalu, untuk meningkatkan rasa manis dapat ditambahkan pupuk dengan unsur Kalium tinggi seperti KNO3," tambahnya.

Data Badann Pusat Statistik (BPS) menyebut produksi nenas nasional tahun 2019 mencapai 2.196.456 ton atau naik 21,65% dibanding tahun sebelumnya.

Sentra nenas tersebar di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan hingga Nusa Tenggara Barat.

Sementara ekspor nenas sepanjang tahun 2019 mencapai 236 ribu ton atau sekitar Rp 2,85 triliun yang didominasi bentuk olahan atau nenas kalengan.

TERKINI
Dasco Pastikan Daftar Kabinet Prabowo-Gibran yang Beredar Tidak Benar Dunia Alami Krisis Guru, Ini Saran PGRI ke Pemerintah Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China