Berawal dari Coba-coba, Petani Kopi Ini Bak Kejatuhan Durian Runtuh

Selasa, 28/04/2020 19:27 WIB

Jakarta, Jurnas.com  - Dwiyanto, salah satu petani kopi milenial yang berasal dari Kabupaten Malang bak kejatuhan durian runtuh di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

Dwiyanto menceritakan, pada tahun 2018 mampu menghasilkan kopi kering sebanyak 2,3 ton tahun dan pada 2019 menghasilkan 2,1 ton per tahun kopi kering dengan luasan sekitar dua hektare.

Hasil kopi tersebut rata-rata 60% dijual dalam bentuk kopi bubuk di 2018 dan meningkat menjadi 70% di 2019, dengan omset yang mencapai 61,5 juta dengan cara pemasaran konvensional.

Untuk menyiasati penjualan produk kopi di tengah COVID-19, Dwiyanto berinovasi membuat produk fermentasi kopi dalam bentuk cair. Ide itu berawal dari beberapa literatur tentang manfaat kopi sebagai salah satu suplemen kesehatan.

"Awalnya hanya untuk dikonsumsi kalangan sendiri, yakni orang tua dan sanak keluarga di lingkungan rumah," ujar Dwiyanto, yang juga tergabung dalam Gapoktan Ngudi Makmur. 

"Seiring dengan banyaknya testimoni tentang manfaat produk fermentasi kopi cair tersebut, saat ini, penikmat fermentasi kopi cair sudah meluas hingga keluar kota, bahkan pemesanan melalui media sosial bisa tembus sampai pulau Kalimantan," sambungnya.

Banyaknya manfaat dari kopi fermentasi semakin memberikan ruang pemasaran yang menjanjikan. Ditengarai, dengan mengkonsumsi formula kopi cair beberapa konsumen menyampaikan adanya peningkatan stamina dan berkurangnya obesitas pada beberapa kasus.

Beralih ke sismtem penjualan yang lebih modern, Dwiyanto mengatakan, dalam tiga bulan di awal 2020, peningkatan omzetnya naik berkisar 23,5% dibandingkan dengan periode yang sama di2019, hingga mencapai 80 juta per bulan.

"Saya akan terus meningkatkan kualitas fermentasi kopi cair buatan, agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat dalam skala yang lebih luas dan dengan sendirinya akan meningkatkan kesejahteraan Petani Kopi Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang," kata formulator Kopi Kawi tersebut.

Sejak COVID-19 merebak, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo terus mengingatkan bahwa sektor pertanian harus bergerak dalam memenuhi kebutuhan pangan 276 juta jiwa masyarakat Indonesia.

"Potensi sektor pertanian dan peternakan sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam mengatasi segala krisis," kata Syahrul.

Kemudian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan, akan terus mendukung program Strategis Kementerian Pertanian.

"Para petani harus terus didorong agar dapat melakukan hilirisasi kegiatan usaha taninya baik secara on-farm maupun off-farm terutama pengelolaan pasca panen," ujar Dedi.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya