Sanksi AS Berdampak pada Jutaan Nyawa Warga Venezuela

Rabu, 11/03/2020 06:51 WIB

New York, Jurnas.com - Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Michelle Bachelet menyatakan keprihatinan tentang sanksi yang dikenakan Amerika Serikat (AS) terhadap Venezuela.

Bachelet mengkritik para pejabat di sektor keuangan internasional karena terlalu patuh kepada sanksi AS, terhadap Venezuela dan mengatakan langkah-langkah itu sudah menghambat impor makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan ke jutaan orang di negara Amerika Latin

"Meskipun ada pengecualian untuk mengizinkan impor obat-obatan, makanan dan pasokan kemanusiaan, layanan publik dan populasi umum terus menderita dari dampak pengawasan ketat sektor keuangan," kata Bachelet pada Selasa (10/3).

Menunjuk statistik Program Pangan Dunia, Bachelet juga memperingatkan bahwa sanksi yang dijatuhkan administrasi Presiden AS Donald Trump sudah sangat memukul sumber daya negara itu.

"Pada saat ini, sebanyak 2,3 juta orang di negara itu sangat rawan pangan, dan tujuh juta lainnya dianggap hanya rawan pangan sedang," ujar Bachelet.

Washington, selama beberapa tahun terakhir menjatuhkan sanksi ekonomi yang keras terhadap Venezuela untuk menekan Presiden negara itu, Nicolas Maduro untuk mundur,.

Sanksi keras tersebut memaksa jutaan rakyat Venezuela untuk meninggalkan tanah air mereka karena kurangnya makanan pokok dan kebutuhan. Menurut statistik PBB, setidaknya 3,3 juta orang sudah meninggalkan negara yang berpenduduk 30 juta sejak akhir 2015.

Venezuela juga terguncang oleh kerusuhan politik sejak Januari tahun lalu, ketika politisi oposisi, Juan Guaido tiba-tiba menyatakan dirinya presiden sementara Venezuela, menantang hasil pemilihan presiden 2018, yang dimenangkan Maduro.

Guaido kemudian meluncurkan kudeta yang gagal melawan pemerintah terpilih.

Proklamasi diri Guaido sebagai presiden dan kudeta mendapat dukungan penuh dari Washington. Sejak itu, pemerintahan Trump  meningkatkan ketegangan terhadap Venezuela yang kaya minyak, dan belum mengesampingkan opsi militer untuk mengambil alih pemerintahan Maduro.

Pemerintah AS telah berulang kali memperingatkan bahwa semua opsi ada di meja jika terjadi krisis lebih lanjut di Venezuela. Sementar itu, Caracas telah membentuk pasukan paramiliter untuk membantu tentara reguler mempertahankan negara dari kemungkinan invasi. (Press TV)

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios