Jum'at, 06/03/2020 14:20 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu mengatakan, Turki mengerahkan 1.000 pasukan polisi khusus di sepanjang perbatasannya dengan Yunani untuk menghentikan migran kembali ke Eropa.
Soylu menjelaskan bahwa polisi Yunani telah melukai sejumlah migran ketika mereka berusaha melintasi perbatasan.
"Mereka (polisi Yunani) melukai 164 orang dan berusaha mendorong 4.900 orang kembali ke Turki," katanya.
"Kami (Turki) mengerahkan 1.000 polisi pasukan khusus ke sistem perbatasan untuk mencegah pushback," tambahnya.
Turki Kutuk Serangan Keji di Afghanistan Utara
Turki Mulai Produksi Massal Kapal Patroli Laut
Turki Kecam Langkah "Provokatif" Yunani di Wilayah Maritim
Komentar Soylu muncul di tengah perselisihan antara Ankara dan Athena menyusul keputusan Turki untuk tidak lagi mematuhi kesepakatan 2016 dengan Uni Eropa (UE) untuk menghentikan aliran migrasi ilegal ke Eropa dengan imbalan bantuan miliaran euro.
Sejak itu, ribuan migran bergegas ke perbatasan Turki dengan Yunani dengan harapan akan menyeberang ke Eropa. Pengungsi Suriah tinggal bersama dengan perbatasan Turki-Yunani menghadapi kondisi yang sulit.
Pihak berwenang Yunani telah menggunakan kekerasan terhadap migran yang mencoba menyusup ke wilayahnya. Ankara menuduh pemerintah Yunani menembak mati dan melukai migran di dekat perbatasan. Athena menolak tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa polisi Turki membantu migran menyeberangi perbatasan secara ilegal.
Turki saat ini menampung 3,6 juta pengungsi Suriah dan mengatakan tidak bisa menangani situasi lagi. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan para pejabat Uni Eropa pada hari Rabu untuk membahas perkembangan di Suriah dan para migran yang membanjiri perbatasan Eropa. Juru bicara Erdogan kemudian mengatakan bahwa tidak ada usulan konkret dibuat tentang masalah ini.
Keyword : Pemerintah TurkiPerbatasan Yunani