Kasus Virus Corona Menurun di China, Korea Selatan Waspada

Minggu, 23/02/2020 19:50 WIB

Beijing, Jurnas.com - Komisi kesehatan China melaporkan penurunan jumlah orang yang terinfeksi virus corona baru di luar pusatnya di Provinsi Hubei pada Minggu (23/2).

Komisi kesehatan China mengkonfirmasi 648 infeksi baru, 18 di antaranya berada di luar Hubei, jumlah terendah sejak pemerintah China mulai menerbitkan data tentang virus mematikan bulan lalu.

China melaporkan total 76.936 kasus yang dikonfirmasi dan 2.442 kematian akibat virus corona, yang dikenal sebagai COVID-19. Lebih dari 1.150 orang juga sudah terjangkit di luar China.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini berakibat fatal pada dua persen kasus yang dilaporkan, dengan risiko kematian lebih tinggi untuk pasien yang lebih tua dan relatif sedikit kasus di antara anak-anak.

Sementara itu, penularan virus corona sudah menjalar ke 26 negara dan teritori di luar China. Kematian baru akibat virus tersebut dilaporkan di Italia dan Korea Selatan.

Korea Selatan mengkonfirmasi 123 orang yang terinfeksi virus tersebut, sehingga jumlah total yang terinfeksi di Negeri Gingseng itu sudah tembus 556, lima di antaranya meninggal.

Infeksi baru di Korea Selatan berpusat di dua tempat, Daegu, sebuah kota berpenduduk sekitar 2,5 juta di Provinsi Gyeongsang Utara, dan sebuah rumah sakit di Cheongdo, sebuah kabupaten di provinsi yang sama dengan sekitar 43.000 orang.

Pada Minggu (23/2), Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan, Seoul meningkatkan tingkat kewaspadaan untuk virus corona baru ke level tertinggi sebagai akibat dari lonjakan tiba-tiba dalam jumlah orang yang terinfeksi.

"Insiden COVID-19 menghadapi titik balik yang serius," kata Moon setelah pertemuan pemerintah tentang masalah tersebut. "Pemerintah akan menaikkan level siaga ke level tertinggi."

Di Italia, negara yang paling parah yang dilanda virus corona di Eropa sudah melebihi 100 orang. Mayoritas dilaporkan di wilayah Lombardy utara. Veneto juga di Italia utara adalah wilayah lain yang dilanda virus tersebut.

Dua orang tewas akibat infeksi itu, mendorong pejabat Italia untuk memberlakukan pembatasan perjalanan serta penutupan sekolah dan universitas di sekitar selusin kota.

Sementara itu, WHO mengatakan sedang menyalurkan upaya untuk membantu mempersiapkan negara-negara yang rentan, termasuk 13 di Afrika.

Organisasi yang bermarkas di Jenewa itu memperingatkan bahwa sistem kesehatan Afrika tidak diperlengkapi untuk menanggapi wabah koronavirus yang mematikan seandainya kasus mulai berkembang biak di benua itu.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala WHO, meminta negara-negara anggota Uni Afrika (AU) untuk bersama-sama menjadi lebih agresif dalam menyerang virus meatikan tersebut.

"Kekhawatiran terbesar kami terus menjadi potensi COVID-19 untuk menyebar di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata Tedros dalam pertemuan 36 menteri kesehatan Afrika di markas AU di Addis Ababa.

"Kami menghadapi ancaman yang mengancam, ancaman serius bagi benua ini," sambungnya.

TERKINI
Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore