Jum'at, 31/01/2020 07:50 WIB
Teheran, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan aparat diplomatik negara itu melakukan upaya 24 jam untuk mengeluarkan warga Iran dari kota Wuhan di China, yang merupakan pusat epidemi virus corona yang sedang berlangsung.
"Upaya terus menerus dilakukan untuk mengelola berbagai aspek masalah ini dan untuk membantu sesama warga negara yang tinggal di daerah yang terkontaminasi di China," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi kepada wartawan, Kamis (30/1).
Ia mengatakan Kedutaan Besar Iran menjalin komunikasi berkelanjutan dengan mahasiswa Iran di kota China tengah-timur, sebagian besar kasus yang terkena dampak, sejak dini, ketika virus mulai menyebar.
"Tujuan pertama yang harus dikejar adalah untuk membawa siswa dan rekan senegaranya (kita) keluar dari kota ini. Berbagai pendekatan diikuti untuk memungkinkan ini pertama melalui darat dan kemudian melalui udara," katanya.
Mossad Tangkap Warga Iran yang Berencana Bunuh Warga Israel
Iran Esekusi Mati Warga Negara Inggris-Iran
Pria Iran yang Menginspirasi Film The Terminal Meninggal di Bandara Paris
Mousavi mengatakan, Kedutaan Besar Iran sudah mengadopsi tindakan pencegahan yang diperlukan, termasuk menyediakan paket bantuan kepada para siswa.
"Dalam beberapa kasus, misi diplomatik mendasarkan langkah-langkah pendahuluannya pada konsultasi dengan komunitas Iran yang berbasis di China," Mousavi mencatat.
Pejabat itu mengumumkan bahwa komunikasi dan koordinasi yang diperlukan juga sudah berjalan dengan organisasi-organisasi domestik yang relevan menuju penerapan tindakan-tindakan higienis yang melindungi.
Mousavi menjelaskan bawah Republik Islam terus melakukan konsultasi dengan para pejabat China karena berupaya menangkis potensi risiko yang dihadapi negara di tengah epidemi.
Sebelumnya pada hari itu, dilaporkan bahwa jumlah kematian akibat virus, yang asalnya belum pasti, telah mencapai 169 karena provinsi Hubei yang dilanda bencana melaporkan 37 kematian baru.
Banyak pemerintah asing sibuk menerbangkan warganya dari Hubei. Kasus-kasus juga telah terdeteksi di tempat lain di China dan di setidaknya 15 negara lain.