Usir AS di Irak, Muqtada al-Sadr Serukan Pawai Sejuta Orang

Rabu, 15/01/2020 17:28 WIB

Baghdad, Jurnas.com - Ulama Syiah Irak yang berpengaruh, Muqtada al-Sadr, menyerukan warga sipil berpartisipasi dalam pawai "sejuta orang" untuk menuntut pengusiran kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di negara itu.

Hal itu disampaikan beberapa hari setelah parlemen Irak menyetujui Rancangan Umdang-Undang (RUU) mengusir pasukan AS menyusul operasi pembunuhan Washington di tanah Irak.

"Pawai diperlukan untuk mengutuk kehadiran AS dan pelanggarannya. Langit, tanah, dan kedaulatan Irak dilanggar setiap hari oleh pasukan pendudukan," kata Sadr di akun Twitternya.

Tanpa menyebut tanggal atau lokasi demonstrasi tersebut akan digelar, ulama itu mengingatkan bahwa unjuk rasa yang tidak disukai rakyat harus dilakukan secara damai dan bersatu.

Pada 5 Januari, Parlemen Irak mendukung resolusi yang menyerukan pengusiran semua pasukan pimpinan AS, dua hari setelah militer AS membunuh Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, komando Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak, di dekat bandara Baghdad.

Resolusi parlemen juga mendesak pemerintah Baghdad membatalkan permintaan bantuan dari koalisi pasukan asing pimpinan AS yang konon beroperasi melawan sisa-sisa Daesh di Irak.

Irak mengecam pembunuhan yang diperintahkan oleh Presiden AS Donald Trump sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara serta perjanjian keamanan antara Baghdad dan Washington.

Dalam sebuah surat kepada parlemen setelah pemungutan suara, Sadr menyerukan pembatalan perjanjian keamanan dengan AS, penutupan kedutaan AS dan pengusiran pasukan AS dengan cara yang memalukan.

Setelah pemungutan suara parlemen, kantor sementara Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi meminta Washington mengirim delegasi ke Baghdad untuk memulai persiapan penarikan pasukan Amerika, yang jumlahnya sekitar 5.200.

Sebagai tanggapan, Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi yang belum pernah Irak rasakan, jika Baghdad akan mengusir pasukan AS.

Berdasarkan laporan oleh Wall Street Journal, pemerintah AS mengancam akan menutup akses Irak ke rekening utamanya di Federal Reserve Bank of New York, yang digunakan mengumpulkan pendapatan dari penjualan minyak luar negeri negara Arab, jika Baghdad mengusir AS.

TERKINI
Jessica Alba Jadi Komando Pasukan Khusus di Trigger Warning Tinggalkan Dunia Modeling, Bella Hadid Ungkap tak Perlu Pasang Wajah Palsu Pangeran William Beri Kabar Terbaru tentang Kesehatan Kate Middleton Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung