Rabu, 15/01/2020 11:30 WIB
Teheran, Jurnas.com - Sutradara Iran, Massoud Bakhshi dipastikan tidak bisa menghadiri Festival Film Sundance 2020 di Amerika Serikat (AS), kendati film besutannya `Yalda: A Night for Forgiveness` akan tayang perdana dalam festival bergengsi tersebut.
Ketegangan Iran dan AS beberapa pekan terakhir dikatakan sebagai penyebab Bakhshi tidak bisa bepergian ke New York. Perusahaan film, JBA Production, juga membantah laporan media Iran yang mengklaim bahwa Bakhsi telah menarik "Yalda" dari festival.
"Massoud Bakhshi bangga bahwa filmnya telah dipilih untuk Sundance Film Festival dan senang bahwa itu akan diputar di depan umum di sana," demikian bunyi pernyataan itu dikutip dari Variety pada Rabu (15/1).
"Dia tidak pernah berpikir untuk meminta itu ditarik. Justru sebaliknya," lanjut dia.
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios
Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2
Pernyataan itu kemudian mencatat bahwa posisi Bakhshi saat ini lemah, mengingat ketegangan antara kedua negara.
"Selain kesulitan mendapatkan Visa, bepergian ke AS saat ini, tidak akan tanpa konsekuensi baginya di dalam negaranya sendiri," katanya.
Oleh karena itu, demi menjaga agar keadaan tetap tenang dan karena keinginannya untuk terus tinggal di Iran dan membuat film, maka Bakhshi membuat keputusan untuk tidak menghadiri Festival Film Sundance.
JBA Production yang berpusat di Paris dan Pyramide International juga mengungkapkan bahwa karena alasan politik, film pertama Bakhshi "A Respectable Family," yang diputar di Cannes pada 2012 dan mengecam korupsi di negaranya, masih dilarang di Iran.
"Kita hidup di masa gelap dan kita membutuhkan cahaya budaya lebih dari sebelumnya. Saya berharap Sundance Film Festival akan membawa cahaya ini ke kegelapan," tulis Bakhshi kepada kepala internasional Sundance, Paul Federbush.
Film `Yalda` yang merupakan karya kedua Bakhshi, menceritakan tentang seorang perempuan muda bernama Maryam yang dijatuhi hukuman mati karena membunuh suaminya yang lebih tua, Nasser..
Hukum Iran memungkinkan keluarga korban untuk memaafkan dan menyelamatkan hidup Maryam. Sehingga dalam film itu, nasib Maryam akan ditentukan oleh putri Nasser, Mona.
Dilahirkan di Teheran pada tahun 1972, Massoud Bakhshi bekerja sebagai kritikus film, penulis naskah, dan produser, sebelum membuat selusin film dokumenter dan beberapa film pendek.