Pengacara Lebanon Minta Eks CEO Nissan Diadili

Jum'at, 03/01/2020 10:45 WIB

Lebanon, Jurnas.com - Pengacara Lebanon meminta agar mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn diadili karena melakukan perjalan ke wilayah yang diduduki Israel sebagai salah satu raksasa industri otomotif yang paling dikenal lebih dari satu dekade lalu.

Kantor Berita Nasional resmi Lebanon mengatakan, tiga pengacara mengajukan laporan kepada jaksa penuntut umum terhadap pengusaha Ghosn atas kejahatan memasuki negara musuh dan melanggar undang-undang boikot.

"Mereka mengatakan beberapa kontrak diselesaikan selama perjalanan Januari 2008. Ghosn juga berpartisipasi dalam sejumlah konferensi ekonomi. Berbisnis dengan Israel bukan masalah pendapat - normalisasi dilarang oleh hukum," kata Hassan Bazzi, salah seorang pengacara, kepada AFP.

"Di mana jaksa penuntut umum dan keamanan umum ketika Ghosn mengunjungi Lebanon, setelah ia bepergian ke Palestina dan difoto di sana ?," tanya Bazzi.

"Lebanon menuntut orang-orang miskin sementara mereka yang telah menghasilkan jutaan dengan berinvestasi dengan musuh diperlakukan sebagai pahlawan nasional," kata pengacara Lebanon itu.

Lebanon dan Israel secara teknis berperang karena pendudukan yang terakhir dari Perkebunan Shebaa di negara itu sejak 1967. Israel melakukan dua perang besar melawan Lebanon pada 2000 dan 2006 untuk mengalahkan Hizbullah, yang merupakan kekuatan militer de facto Lebanon.

Tel Aviv tidak memenuhi ambisi dalam kedua kasus dalam menghadapi perlawanan kuat oleh Hizbullah, yang didukung oleh tentara nasional, dan sebaliknya melihat mitos ketakberdayaannya menjadi pukulan serius.

TERKINI
Israel Serukan Evakuasi Warga Rafah, HAM PBB Sebut Tidak Manusiawi Hakim Ingatkan Trump soal Ancaman Penjara karena Langgar Perintah Pembungkaman Tanggapi Aksi Pro Palestina, 13 Hakim Konservatif AS Tolak Pekerjakan Sarjana Hukum Lulusan Columbia Kirim Delegasi Perundingan Gencatan Senjata Gaza, Israel Tetap Lanjutkan Operasi di Rafah