Rouhani: Latihan Gabungan Iran, China dan Rusia Bikin AS Geram

Rabu, 01/01/2020 08:30 WIB

Teheran, Jurnas.com - Presiden Hassan Rouhani mengatakan, manuver militer diadakan bersama oleh Iran, Rusia dan China di Samudra Hindia dan Laut Oman dan belum pernah terjadi sebelumnya membuat marah AS dan negara-negara bawahannya di wilayah tersebut.

"Memegang latihan seperti itu bukanlah tugas yang mudah dan (itulah sebabnya) membuat geram para agresor dunia. Mereka kesal dan marah pada kenyataan, dua negara adidaya melakukan manuver bersama dengan pasukan angkatan laut Angkatan Darat Iran dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC)," kata Rouhani.

"Baik AS maupun negara-negara regional yang lebih kecil yang tunduk pada Amerika dapat tahan menyaksikan latihan besar-besaran itu," tambahnya.

Latihan tiga hari, yang diadakan minggu lalu, mencakup 17.000 kilometer persegi yang terdiri dari berbagai latihan taktis, seperti latihan target dan menyelamatkan kapal dari serangan dan kebakaran.

Latihan tersebut dilakukan ketika AS berusaha membentuk koalisi maritim internasional di Teluk Persia menyusul serangan mencurigakan terhadap kapal yang dialamatkan kepada Iran di jalur itu.

Di tempat lain dalam sambutannya, Rouhani memuji unjuk rasa pro-pembentukan dalam mengutuk kerusuhan bulan lalu di Iran dengan mengatakan musuh-musuh kesal dengan demonstrasi itu.

Kenaikan harga bensin baru-baru ini dijadikan dalih para oknum untuk mulai melakukan aksi kekerasan di seluruh kota dengan membakar, menjarah, dan merusak fasilitas umum, termasuk bank, pompa bensin, dan kementerian.

Tak lama setelah kenaikan harga diumumkan, Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei memperingatkan bahwa protes terhadap keputusan tersebut dimanfaatkan para agitator, yang diprovokasi dan dilengkapi oleh musuh-musuh negara.

Rouhani mengatakan bahwa Iran sedang melalui masa-masa paling sulit sejak kemenangan Revolusi Islam 1979, tetapi Iran terus bergerak maju.

Pemimpin 71 tahun itu  mendesak warga Iran untuk mempertahankan posisi mereka dalam menghadapi tekanan dari luar negeri dan tetap optimis, peringatan lebih lanjut terhadap lukisan gambaran suram tentang masa depan ekonomi negara itu.

Rouhani, yang berbicara pada upacara pembukaan jalur kereta baru yang menghubungkan distrik Golshahr Karaj di Alborz ke Hashtgerd, memuji kemajuan Iran dalam memperluas jaringan kereta api selama beberapa tahun terakhir.

Ia mengatakan bahwa jalur kereta api negara itu telah mengalmi pertumbuhan 45 persen sejak enam tahun lalu ketika pemerintahannya mulai menjabat. Sebelumnya, hanya sekitar 9.600 kilometer selama lebih dari 90 tahun, kini sudah mencapai lebih dari 14.000 kilometer.

TERKINI
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru Kejagung Bakal Sita Aset Sandra Dewi Jika Terima Uang Korupsi Timah KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu