Iran Serukan Lawan Unilateralisme AS

Selasa, 31/12/2019 06:59 WIB

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyerukan kerjasama kolektif di antara negara-negara dunia untuk melawan unilateralisme pemerintah Amerika Serikat (AS).

Demikian kata Zarif dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov, di ibukota Moskow, Senin (30/12).

"Pemerintah AS berupaya untuk mendiktekan niatnya ke negara lain, dan Rusia dan Iran sudah menghadapi pendekatan ini melalui JCPOA (kesepakatan nuklir Iran, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama) dan bidang lainnya," ujar Zarif.

JCPOA dicapai di Wina pada Juli 2015 antara Iran dan AS, Inggris, Prancis, Rusia, dan China plus Jerman. Kesepakan mencabut sanksi terkait nuklir terhadap Teheran, yang, pada gilirannya, secara sukarela mengubah beberapa aspek dari program energi nuklirnya.

AS, bagaimanapun, meninggalkan perjanjian Mei lalu dan mengembalikan sanksi sepihak terhadap Iran. Sementara itu, anggota pakta dari Eropa tunduk pada tekanan Washington, sehingga menyalahi kewajiban mereka untuk melindungi ekonomi Iran dalam menghadapi larangan AS.

"Meskipun sebagian besar negara-negara Eropa memberikan dukungan besar pada JCPOA secara politis, mereka gagal untuk mengambil langkah-langkah praktis untuk melawan sanksi AS dan memenuhi komitmen mereka," kata diplomat top Iran itu pada presser bersama.

Zarif mengatakan, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sudah memverifikasi dalam 15 laporan bahwa Iran memenuhi semua kewajiban nuklirnya dengan niat baik, yang menunjukkan fakta bahwa bangsa dan pemerintah Iran tidak hanya merangkul interaksi tetapi juga sepenuhnya mematuhi komitmennya.

Menanggapi penarikan AS, Teheran juga mengurangi komitmen nuklirnya yang sejauh ini sudah empat kali, sesuai dengan Pasal 26 dan 36 JCPOA.

"Langkah-langkah Iran selama sembilan bulan terakhir telah sepenuhnya mematuhi ketentuan JCPOA dan tidak ada individu yang dapat bertindak melawan langkah-langkah itu," kata Zarif.

"Iran dan Rusia berpendapat bahwa JCPOA adalah pencapaian besar dalam komunitas internasional dan negara-negara dunia lebih baik memenuhi kewajiban mereka di bawah perjanjian daripada berusaha menghancurkannya," tambahnya.

Sejak bulan lalu, anggota Eropa dari kesepakatan itu telah mulai meningkatkan kemungkinan memicu "mekanisme penyelesaian perselisihan" JCPOA, yang juga dikenal sebagai mekanisme pemicu, dan yang aktivasinya dapat mengarah pada kembalinya sanksi PBB terhadap Iran.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya