Banyak "Jomblo", Populasi Jepang Alami Penurunan

Rabu, 25/12/2019 08:30 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Populasi Jepang menurun 500.000 orang pada 2019 karena kelahiran berada di posisi terendah dalam sejarah dan kematian yang telah meningkat.

Angka-angka yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang menyoroti sifat penuaan penduduk negara itu dan bagaimana sistem tenaga kerjanya menghasilkan lebih sedikit kelahiran.

Kelahiran turun 5,9 persen tahun ini menjadi 864.000, turun di bawah 900.000 untuk pertama kalinya sejak 1899 silam.

Perkawinan juga menurun 3.000 dari tahun ke tahun menjadi 583.000 karena banyak orang di Jepang menunda pernikahan karena kesempatan berkarir atau takut mereka mungkin tidak mampu untuk menikah dan memiliki anak.

Selain itu, hanya 2,3 persen anak yang lahir di luar pernikahan di Jepang dibandingkan dengan sekitar 40 persen di Amerika Serikat.

Jepang juga memiliki jumlah kematian tertinggi sejak akhir Perang Dunia II yaitu hampir 1,4 juta.

Negara ini memiliki populasi orang tertinggi di dunia yang berusia lebih dari 65 tahun, karena mereka membentuk sekitar 28 persen dari populasi.

Populasi Jepang telah menurun setiap tahun sejak 2007 dan negara itu telah berupaya meningkatkan angka kelahiran dengan menawarkan insentif bagi orang tua untuk memiliki banyak anak dan berupaya menyelesaikan kekurangan tenaga kerjanya dengan memungkinkan orang asing bekerja di negara itu.

TERKINI
`Sleeping Beauties: Reawakening Fashion` Jadi Tema Met Gala 2024, Apa Maknanya? Madonna Pecahkan Rekor Gelar Pesta Dansa yang Dihadiri 1,6 Juta Penggemar Sederet Selebriti Gelar Afterparty Met Gala 2024, Usher hingga Beyonce! Kini Bertubuh Langsing, Kelly Osbourne Bantah Pakai Ozempic