Selasa, 03/12/2019 15:55 WIB
Depok, Jurnas.com - Kementerian Agama (Kemenag) berhasil mengubah citra madrasah yang dulunya dijuluki sebagai sekolah pinggiran, kini jadi sekolah yang mulai diperhitungkan.
Begitu kata Kepala Bagian (Kasubag) Humas Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis), Mujib Rahman dalam acara Fullday Humas dan Publikasi Pendidikan Islam di Depok, Selasa (3/12).
"Selama bertahun-tahun perjuangan Kemenag cukup signifikan. Kemenag berhasil mengubah madrasah dari citra sekolah pinggiran menjadi sekolah beneran," ujar Mujib.
Sebelumnya, jelas Mujib sekolah madrasah bukan hanya langka di mana-mana, tapi juga dianggap sebagai pendidikan alternatif setelah sekolah mainstream.
Perlu Dukungan semua Pihak untuk Menekan Angka Perkawinan Anak
Legislator Dorong Sekolah dan Universitas Dikelola oleh Satu Kelembagaan
Kemenag Sahkan Widyalaya, "Madrasah" Khusus Agama Hindu
"Dulu sekolah madrasah itu sekolah yang levelnya kampung. Kurikulumnya tidak begitu baik, gurunya tidak begitu baik, fasilitasnya tidak begitu baik dan tempatnya di pelosok lagi," katanya.
Madrasah bukan lagi sekolah pinggiran. Madrasah kini bermetamorfosis tidak hanya fokus pada agama, tapi juga mendalami pelajara umum dari berbagai cabang ilmu pengetahuan.
"Sekarang sekolah negeri milik Kemenang yang lagi naik daun adalah MAN 2 kota Malang. Oliempiade Sains Nasioanal (OSN) 2018, dari 40 medali, sembilan di antaranya didapatkan oleh MAN 2 Kota Malang," kata Mujib.
Banyak hal yang dilakukan Ditjen Pendis dalam rangka meningkatkan mutu kualitas pendidikan Islam di Indonesia termasuk, universitasnya.
"Dulu IAIN sudah puncak pendidikan tinggi Islam. Dulu tidak terbuka. IAIN cuma ada lima fakultas dulu. Sekarang, IAIN di tingkatkan menjadi UIN dengan banyak fakultas lain di luar fakultas agama.
"UIN Jakarta sudah memiliki kedokteran. Itu adalah lompatan yang luar biasa. Bagaimana mungkin kita masuk ke kancah persaingan global kalau kita terus mengurung diri," tegasnya.