FAPII Kobarkan Perlawanan Terhadap Politik Identitas

Jum'at, 22/11/2019 22:55 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Para tokoh dan alumni Pelajar Islam Indonesia (PII) menyatukan gerakan dengan membentuk Forum Alumni Pelajar Islam Indonesia (FAPII) di Bandung, Jawa Barat, 20-22 November 2019.

Deklarasi FAPII ini dihadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil serta sejumlah tokoh nasional, khususnya alumni PII dari berbagai wilayah di Indonesia.

Tokoh nasional sekaligus inisiator FAPII Fami Fachrudin mengatakan, FAPII dibentuk sebagai respon atas menguatnya politik identitas berdasar pemahaman keagamaan yang tertutup dan menggunakan sentimen agama di tengah masyarakat.

Kata Fami, hal ini menjadi ironi bagi bangsa Indonesia yang akan memasuki 100 tahun pertama kemerdekaanya. Di satu sisi, pemerintahan sedang fokus mempersiapkan pembangunan SDM Indonesia unggul, di sisi lain masih ada eksponen Islam yang terlalu mengandalkan politik identitas.

"Tidak sedikit alumni PII masuk dalam katagori itu. Tarikan politik identitas telah membuat para alumni PII abai terhadap jati diri gerakan PII yaitu pendidikan dan kebudayaan," jelas Fami saat pembukaan deklarasi FAPII.

Di sisi lain, ia menjelaskan, ada sebagian alumni PII yang terpanggil untuk membentuk wadah alumni yang lebih terbuka, inklusif, dan toleran. Wadah ini dibentuk untuk fokus membangun kualitas sumberdaya melalui pendidikan dan mengembangkan jaringan ekonomi dan bisnis antar alumni, sebagai penopang gerakan.

"Kehadiran FAPII diharapkan mampu menyumbangkan tenaganya untuk membentengi bangsa ini dalam melawan gerakan radikal yang dibawa dari wilayah lain," jelasnya.

Fami yang juga salah satu Pendiri Partai Gerindra mengingatkan, Indonesia tidak boleh menjadi Suriah atau Yaman. Baginya, kebencian antar pengikut mazhab atau antar pemeluk agama yang kerap berujung pada kerusuhan dan teror harus dilawan oleh semua pihak, sebelum api itu membakar bangsa ini.

"Kita membangun gerakan untuk menjaga agar Islam tumbuh dan berkembang untuk membawa rahmah bagi seluruh bangsa dan umat manusia," bebernya.

Sasaran lain FAPII, kata Fami, adalah menyiapkan generasi emas bangsa untuk menghadapi bonus demografi yang akan terjadi beberapa tahun ke depan.

"Kalau bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, masih larut dalan jebakan politik identitas sempit, alih-alih bonus yang didapat adalah bencana demografi," tuntas Fami Fachrudin.

TERKINI
Narkoba, Selebgram Chandrika Chika Cs Dikirim ke Lido untuk Rehabilitasi 50 Musisi Akan Ramaikan Jakarta Street Jazz Festival 2024, Ada Tompi sampai Andien Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS Rilis 11 Album, Musik Taylor Swift Dikritik Vokalis Pet Shop Boys Mengecewakan