Minggu, 17/11/2019 06:43 WIB
Ankarta, Jurnas.com - Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin mengatakan, Turki dan Amerika Serikat (AS) sudah memulai negosiasi untuk menyelesaikan sengketa kedua negara di sektor militer.
Dalam wawancara dengan TRT beberapa hari yang lalu, Kalin mengatakan perundingan akan dilakukan di tingkat bilateral dan tidak di bawah pengawasan NATO.
Akuisisi Turki atas sistem pertahanan udara S-400 Rusia mendorong Washington untuk menyingkirkan Turki dari program F-35.
AS menganggap sistem tersebut dapat digunakan secara diam-diam Rusia untuk mengambil informasi rahasia. Selain itu, S-400 dinilai tidak kompatibel dengan sistem NATO.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Turki, bagaimanapun, menegaskan bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO atau menimbulkan ancaman bagi aliansi. "Kedua presiden menunjuk saya dan (Penasihat Keamanan Nasional AS) Robert O`Brien untuk berunding," jelas Kalin.
"Sistem S-400 dapat digunakan secara independen tanpa diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan NATO," tegasnya.
Menurut Kalin, Presiden Rusia, Vladimir Putin diperkirakan akan mengunjungi Ankara pada Januari mendatang. "Mungkin kunjungannya berkaitan dengan proyek Turk Stream. Selain itu, hubungan bilateral dan isu regional juga perlu dibahas," ujar Kalin. (Anadolu)
Keyword : Amerika SerikatIbrahim KalinS-400 Rusia